Jakarta, CNBC Indonesia - Munculnya fenomena kantor 'hantu' atau perkantoran dengan okupansi yang rendah, dampak dari pandemi Covid-19 dan ancaman resesi ekonomi global, sehingga perlu adanya strategi khusus agar perkantoran hantu tersebut dapat terisi kembali.
Senior Director Office Services Colliers Bagus Adikusumo tak membantah adanya penurunan dari permintaan kantor. Hal ini tak terlepas dari efek domino pandemi Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Memang permintaan kantor (sempat) tergerus karena pertumbuhan ekonomi kita masih berat. Nah sekarang kan pertumbuhan ekonominya sudah enggak menjadi pertanyaan, hampir pasti tahun 2023 itu 5% ya kan. Tahun 2024 juga diperkirakan begitu. Berarti kan permintaan kantornya ada, tinggal kemudian strategi dengan segala macam available space antara kantor satu dengan kantor lainnya, saling berkompetisi untuk dapetin tenant yang nggak banyak. Tinggal diatur strateginya kan," kata Bagus kepada CNBC Indonesia, Senin (30/1/2023).
Untuk itu, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan oleh para pemilik gedung perkantoran, menurut dia, supaya okupansinya kembali tinggi atau kantor mulai terisi kembali oleh penghuninya.
Menurut Bagus, gedung-gedung yang saat ini baru selesai atau masih tahap pembangunan pilihannya adalah mereka harus menyelesaikannya. Artinya, pemilik gedung harus mengeluarkan uang untuk menyelesaikan proyek pembangunan gedungnya.
"Jadi lebih bagus gedung terselesaikan dan pelan-pelan mengisi dengan penyewa, ketimbang didiemin saja dan nggak bisa produksi. Gedung digeletakin saja padahal sudah mau selesai. Misal 15% lagi selesai tapi itu didiemin saja itu akan lebih berisiko," terangnya.
Setelah bangunan gedung dirampungkan, strategi berikutnya adalah dengan memberikan insentif kepada penyewa. Menurutnya, pemberian insentif yang kreatif oleh pemilik gedung sangat bekerja optimal untuk meningkatkan okupansi dari gedung itu sendiri.
"Banyak diberikan rent incentive, free parking, rental discount, atau insentif lainnya. Rental discount misalnya, rentalnya tetap dibuat agak tinggi, tapi dikasih rent free, jadi dari 60 bulan mungkin bayarnya cuman 50 bulan atau 55 bulan. Begitu konsep dari rent free. Jadi sewa 5 tahun tapi bayarnya cuman 4,5 tahun. Di situ rent freenya," terangnya.
Dengan demikian, gedung dapat terisi namun juga tidak menurunkan rental yang terlalu jauh, dan tenant atau penyewa gedung pun bisa tercapai tujuannya. "Karena rentalnya ada beberapa yang dikasih rent free," tambahnya.
Sementara untuk insentif lainnya seperti free parking juga dibutuhkan, kata dia, agar penyewa lebih tertarik untuk pindah ke gedung yang lebih baik.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Apartemen Seken Rp65-an Juta, Beneran atau Nggak? Cek di Sini
(dce)
Bos Properti DKI Merapat, Ini Jurus Tangkis Kantor 'Hantu' - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment