Jakarta, CNN Indonesia --
Seorang pejabat Rusia mengakui pasukan negaranya kini sudah melemah di medan perang di Ukraina. Rusia saat ini hanya bisa bertahan dengan memantau senjata Ukraina yang kebanyakan disumbang oleh AS.
Anggota parlemen Rusia (Duma) sekaligus eks jenderal militer, Andrei Gurulyov, mengatakan saat ini tentara Rusia dalam mode bertahan menghadapi perlawanan pasukan Ukraina yang terus mendapat pasokan senjata canggih dari Barat. Gurulyov menyayangkan strategi militer Rusia saat ini yang hanya bisa waspada terhadap setiap senjata yang dipasok Barat ke Ukraina, bukan menyusun strategi ke depan untuk melawannya.
"Sayangnya dalam hal ini kami main kejar-kejaran. Kami hanya bertahan. Kami menunggu mereka membawa sesuatu lalu mencari cara untuk melawannya. Begitulah situasi kami," kata Gurulyov pada Senin (19/12).
Ucapan Gurulyov ini dinilai banyak pihak mengindikasikan bahwa invasi Rusia di Ukraina terus mengalami kemunduran sejak September lalu. Dia bahkan mengaku pasukan Rusia kewalahan menghadapi pasukan Ukraina gegara bantuan militer yang dikirim Amerika Serikat Cs untuk Kyiv.
"Ada hal-hal yang tidak dapat disangkal. Kami sangat menyadari bahwa mereka memasok barang-barang (senjata) ke Ukraina. Mulanya hanya mengirim helm dan pelindung tubuh. Lalu senjata api, amunisi, dan setelah itu howitzer," katanya.
[Gambas:Video CNN]
Pasukan Ukraina mulai menunjukan taringnya dan berhasil merebut kembali wilayah yang sempat diduduki tentara Rusia sejak melancarkan serangan balasan pada awal September lalu. Kemajuan pasukan Ukraina ini memang tak luput dari bantuan senjata yang dikirim AS dan sekutu di Eropa.
Baru-baru ini, AS bahkan berencana mengirimkan sistem pertahanan rudal patriot ke Ukraina demi semakin membantu Kyiv memukul mundur tentara Rusia. Rudal itu dianggap sebagai salah satu senjata yang paling mampu melumpuhkan rudal balistik dan rudal jelajah yang kerap digunakan Rusia di Ukraina.
Rusia sendiri selama ini terus dikabarkan melemah di medan perang. Sepanjang konflik, laporan tentang Rusia yang berjuang mempertahankan pasukan terus bermunculan.
Pekan ini, Ukraina melaporkan lebih dari satu juta tentara Rusia sudah menyatakan menyerah. Mereka menghubungi saluran telepon hotline yang disediakan Kementerian Pertahanan Ukraina lantaran hampir 100 ribu tentara tewas di medan perang.
Seorang mantan jenderal Angkatan Darat AS, Barry R. McCaffrey, mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin secara strategis sudah kalah dalam perang.
"Secara operasional mereka pada dasarnya tidak mampu menangani kekuatan militer Ukraina yang sangat aktif dan agresif," ucapnya seperti dikutip NewsWeek.
Sementara itu, Profesor hubungan internasional di University of Southern California, Robert English, pun berasumsi pengakuan melemahnya Rusia bisa jadi cara Kremlin untuk mempertahankan dukungan publik di tengah kebohongan pejabat selama ini terkait kondisi militer mereka.
"Paradoksnya, untuk mempertahankan dukungan publik, mereka harus mengakui pengorbanan besar yang sudah dilakukan. Mungkin tidak berhasil tapi mereka harus mencoba," kata English.
(blq/rds)
[Gambas:Video CNN]
Adblock test (Why?)
Pejabat Rusia Akui Tentara Melemah di Ukraina: Mereka Cuman Bertahan - CNN Indonesia
Read More