Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan masih terus tumbuh meski bunga acuan Bank Indonesia (BI) telah berada di titik terendah sepanjang sejarah.
Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut DPK perbankan tumbuh 8,8% yoy menjadi Rp 7.126 triliun pada Agustus 2021.
LPS melihat, berdasarkan jenis simpanan, simpanan dengan nominal terbesar terdapat pada simpanan deposito yang mencakup 40,1% total simpanan. Kenaikan nominal simpanan terbesar terdapat pada jenis simpanan giro sebesar 2,5% Month on month (mom).
Sedangkan penurunan pertumbuhan nominal simpanan terbesar terdapat pada jenis simpanan sertifikat deposito sebesar -31,4%.
Berdasarkan tiering simpanan, nominal simpanan terbesar terdapat pada tiering simpanan di atas Rp 5 miliar yang mencakup 50% total simpanan. Kenaikan nominal terbesar juga terjadi pada tiering simpanan diatas Rp5 miliar sebesar 2,5% MoM sedangkan penurunan nominal terbesar terdapat pada tiering simpanan kurang dari Rp100 juta sebesar -0,7% mom.
Bank Negara Indonesia (BNI) juga membukukan pertumbuhan dana kelolaan di atas Rp 5 miliar hingga 12% secara tahunan atau year on year (yoy) per Agustus 2021. Kenaikan itu sejalan dengan pertumbuhan simpanan tier di atas Rp 5 miliar industri perbankan 12,2% yoy di delapan bulan pertama 2021.
"Ini terjadi karena BNI memberikan banyak pilihan produk investasi sebagai alternatif untuk menyiasati suku bunga acuan BI yang sedang turun, antara lain reksadana dan obligasi, sehingga nasabah semakin loyal kepada BNI," ujar General Manager Divisi Wealthmanagement BNI Henny Eugenia kepada Kontan.co.id, Kamis (30/9).
Baca Juga: Kredit perbankan tumbuh 1,16% Per Agustus
Ia menjelaskan, produk simpanan terbesar BNI Emerald masih di tabungan. Ini didorong dengan kemudahan bertransaksi melalui mobile banking BNI yang baru saja saja ditingkatkan untuk meningkatkan user experience termasuk salah satunya untuk pembelian produk reksadana dan obligasi retail.
"Untuk tren nasabah Emerald perlahan sudah mulai melakukan shifting ke produk investasi baik reksadana maupun obligasi pemerintah, terutama nasabah yang sudah mulai mengerti produk invetasi. Walaupun secara keseluruhan masih banyak nasabah Emerald terutama di luar Jakarta yang dominan di deposito sebagai liquid asset mereka," paparnya.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan simpanan di atas Rp 5 miliar ikut pertumbuhan positif sebesar 9,5% yoy. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto bilang simpanan diatas Rp 5 miliar nasabah non individu didominasi oleh jenis simpanan deposito.
"Khusus untuk nasabah wealth management BRI, asset under management tercatat mengalami pertumbuhan double digit dengan penyebaran aset alokasi yang sangat bervariasi. Berdasarkan data pertumbuhan jumlah nasabah affluent di Indonesia diproyeksikan akan terus meningkat pada tahun-tahun yang akan datang," ujar Aestika kepada Kontan.co.id, Kamis (9/9).
Dengan prospek membaiknya kondisi ekonomi, BRI optimistis akan terdapat peningkatan dari sisi jumlah nasabah yang menempatkan aset nya pada layanan wealth management perbankan.
Direktur Bank Tabungan Negara (BTN) Jasmin bilang jumlah nasabah prioritas tumbuh sekitar 11% yoy. Hingga saat ini, nasabah lembaga atau korporasi menyumbang 70% dari DPK, sisanya datang dari nasabah ritel.
"BTN fokus ke depan untuk menggarap potensi nasabah ritel yang saat ini terus tumbuh dan dananya lebih sustainable, sehingga porsi lembaga dan retail bisa capai 50% banding 50%," imbuhnya kepada Kontan.co.id.
Ia mengakui, saat ini DPK BTN masih didominasi oleh deposito yang menyumbang 60% terhadap DPK. Ia melihat, nasabah di BTN lebih banyak menyimpan simpanan dibandingkan transaksi.
Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.
Dana pihak ketiga perbankan masih tumbuh positif, didominasi nasabah kaya - Keuangan Kontan
Read More
No comments:
Post a Comment