JAKARTA, KOMPAS.com - Head of Investor Relations PT Astra International Tbk Tira Ardianti mengatakan, selain investasi di Gojek dengan nilai total 250 juta dollar Amerika Serikat (AS), Astra juga telah menyuntikkan dananya ke platform digital Sayurbox dan Halodoc pada tahun ini.
Masing-masing nilai investasi terhadap dua platform digital tersebut yakni sebesar 5 juta dollar AS di Sayurbox, dan 35 juta dollar AS pada aplikasi layanan kesehatan berbasis digital Halodoc. Dengan demikian, total nilai investasi Astra International di dua perusahaan rintisan (startup) digital itu sebesar 40 juta dollar AS.
"Untuk digital yang tahun ini, kami sudah umumkan investasi di Sayurbox senilai 5 juta dollar AS dan di Halodoc sekitar 35 juta dollar AS. Apakah akan ada lagi? Ini sesuatu yang saya tidak bisa memberikan jawaban secara pasti saat ini," ujarnya melalui workshop digital wartawan Pasar Modal, Selasa (25/5/2021).
Baca juga: Ini 5 Sektor Usaha yang Penerimaan Pajaknya Mulai Positif
Namun demikian, perusahaan dengan kode emiten ASII ini tak menutup kemungkinan selalu ingin menjajaki kesempatan menambah bisnis di ekonomi digital.
"Yang jelas, salah satu bagian dari strategi manajemen Astra adalah tentunya kita melihat adanya perkembangan digital ini. Tadi di awal saya sudah jelaskan bahwa selain memodernisasi bisnis, selain melihat peluang untuk melakukan inovasi-inovasi bisnis secara organik terkait digital ini, Astra tentunya juga melihat potensi untuk ikut juga berpartisipasi," kata dia.
Lebih lanjut kata Tira, bisnis yang dilirik Astra adalah yang memiliki visi dan misi yang sejalan dengan perusahaan. Terlebih, bisnis tersebut dapat meningkatkan nilai tambah terhadap Astra International. Salah satu contohnya, Astra ingin berinvestasi pada perusahaan-perusahaan rintisan (startup).
Terima kasih telah membaca Kompas.com.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
"Salah satunya investasi di start up - start up. Melihat dari bisnis modelnya kami suka, kemudian mempunyai prospek yang baik karena secara visi misinya sejalan dengan Astra. Foundernya juga memiliki visi misi yang sama dan juga potensi sinerginya juga ada. Yang paling penting ada added value yang bisa diberikan buat Indonesia. Jadi, di situ alasan Astra tertarik," tutur dia.
Baca juga: Sri Mulyani Sebut Program Vaksinasi Covid-19 RI Peringkat Ke-11 Dunia
Di sisi lain, mengenai bisnis perbankan digital, pihaknya belum memastikan apakah Astra International akan merambah kepada bisnis itu. Lantaran, Astra pada 2020, pernah memilliki saham Bank Permata (BNLI) yang kini telah dilepas. Kini, ASII masih fokus terhadap jasa keuangan digital yang bergerak di sektor ritel.
"Astra dulu pernah punya bisnis bank. Kemudian, tahun 2020 lalu, Astra menjual kepemilikannya di Bank Permata bersama partnernya Standart Chartered. Saat ini, Astra fokus kepada jasa keuangan yang menuju sektor ritel. Apakah nanti Astra kedepannnya akan masuk ke bisnis perbankan lagi? Itu pertanyaan yang saya tidak bisa jawab saat ini. Tapi yang bisa saya sampaikan adalah Astra itu selalu me-review dan meninjau dari waktu ke waktu strategi bisnisnya. Karena strategi bisnisnya itu bukan yang bersifat term," paparnya.
Baca juga: Biaya dan Cara Daftar Nikah di KUA Secara Online, Berikut Alurnya
Astra International Masih Buka Peluang Investasi di Startup - Kompas.com - Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment