Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham batubara dan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) naik pesat sepanjang tahun 2022 ini. Prospek harga saham batubara dan CPO juga bagus untuk periode mendatang. Namun, masih adakah saham batubara dan CPO yang harganya murah atau undervalue?
Harga saham batubara dan CPO terus naik pada tahun ini seiring kenaikan banderol dua komoditas itu di pasar global. Berikut daftar saham batubara dan CPO dengan harga melonjak hingga 21 Februari 2022:
- Harga saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menguat 13,48% sejak awal tahun atau secara year-to-date.
- Harga Saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menguat 8,49% ytd
- Harga saham PT United Tractors Tbk (UNTR) menguat 6,09% ytd.
- Harga saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menguat 18,42% ytd
- Harga saham PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) menguat 16,46% ytd
- Harga saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) menguat 25%
Analis Panin Sekuritas Timothy Wijaya menilai, saat ini penguatan saham-saham tersebut memang didorong oleh meningkatnya harga komoditas batubara dan CPO. Apresiasi saham-saham ini juga terjadi karena adanya ekspektasi investor terhadap earnings yang lebih baik di sepanjang tahun ini.
Baca Juga: IHSG Menembus All Time High di Atas 6.900, Pasar Saham Dibayangi Aksi Profit Taking
Diantara saham-saham tersebut, Timothy menilai harga saham PTBA yang masih undervalued. Sebab, target harga PTBA ada di Rp 3.500, sementara saat ini PTBA masih berada di level Rp 2.940. “Sisanya sudah mulai mencapai target atau bahkan melebihi,” terang Timothy kepada Kontan.co.id, Senin (21/2).
Timothy menilai, harga komoditas energi ini tidak akan sekencang tahun lalu. Saat ini harga batubara memang masih mahal karena di Indonesia masih mengalami musim penghujan. Kondisi ini menyebabkan produksi terganggu dan belum maksimal. Sementara itu, Sebagian negara masih mengalami musim dingin, kebutuhan akan batubara masih ada saat ini.
“Hanya saja nanti menjelang musim kemarau di Indonesia dan juga musim panas di China, seharusnya permintaan akan mereda dan harga bisa terkoreksi kembali,” sambung dia.
Sementara itu, harga CPO tahun ini masih cukup menarik. Estimasi Timothy, harga rerata tahun 2022 akan berada di rentang MYR 5.000. Proyeksi ini dengan melihat adanya kebijakan kebijakan domestic market obligation (DMO) 20% dan juga masih kurangnya tenaga kerja di Malaysia.
Baca Juga: BMRI hingga BBCA Diprediksi Tetap Jadi Penggerak IHSG, Simak Rekomendasi Sahamnya
Namun patut dicermati, emiten di sektor perkebunan mengalami lagging terhadap harga CPO global. Hal ini seiring dengan kekhawatiran investor terhadap faktor environmental, social and corporate governance (ESG).
Timothy sendiri menyematkan rating netral terhadap sektor CPO. Harga CPO akan berpotensi terkoreksi dari harga saat ini disebabkan oleh sejumlah faktor.
Pertama, potensi meningkatnya kembali stok CPO Malaysia seiring dengan masuknya 10.000 pekerja perkebunan dari Indonesia. Kedua, potensi peningkatan permintaan soybean oil seiring dengan spread antara kedua minyak yang semakin kecil.
Namun patut dicermati terdapat sejumlah faktor yang bisa menjadi pendorong harga CPO, seperti peningkatan penggunaan biodiesel domestik, dan gangguan cuaca maupun harga pupuk yang tinggi.
Pilihan utama atau top-picks di sektor perkebunan adalah saham AALI dengan rekomendasi beli dan target harga di Rp 11.500.
Timothy juga menyematkan sikap netral terhadap sektor batubara seiring dengan ekspektasi terjadinya normalisasi harga tahun ini. Panin Sekuritas menyematkan rating buy untuk PTBA dengan target harga Rp 3.500.
Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.
Inilah Saham CPO & Batubara yang Masih Murah dan Layak Dikoleksi - Investasi Kontan
Read More
No comments:
Post a Comment