Greenpeace Indonesia menyatakan siap debat terbuka dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait data dan dan analisa deforestasi di Indonesia.
Sebelumnya diberitakan bahwa KLHK melalui Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Ruandha Agung Sugardiman menantang Greenpeace untuk menyandingkan data dan hasil analisis terkait deforestasi dan karhutla di Indonesia.
Kemudian, saat Greenpeace bersedia, CNNIndonesia.com mengonfirmasi kembali ke Ruandha perihal bakal kapan jadwal waktu dan di mana tempat debat dan adu data deforestasi Indonesia tersebut. Ruandha pun menjawab bahwa pihaknya saat ini masih berada di Glasgow, Skotlandia.
"Kami masih di Glasgow sampai dengan tanggal 14 November 2021," kata Ruandha kepada CNNIndonesia.com, Rabu (10/11).
Sebagai informasi, di Glasgow saat ini masih berlangsung rangkaian agenda konferensi tentang perubahan iklim di bawah PBB atau UNFCCC COP26. Konferensi yang dibuka lewat pertemuan para kepala negara anggota itu dijadwalkan berlangsung 31 Oktober-12 November 2021.
Ruandha juga tak menjawab ketika ditanya apakah debat dan adu data dengan Greenpeace itu akan diselenggarakan secepatnya. Ia malah membeberkan jadwal kegiatannya yang terlihat padat.
Pada Rabu ini saja, salah satunya, Ruandha membagi rangkaian agenda UNFCCC COP26 serta pertemuan sela yang harus diikutinya dari pukul 08.00 sampai 18.00 di Glasgow.
CNNIndonesia.com juga telah menghubungi Bambang Hendrojono, Sekretaris Jenderal KLHK dan Karo Humas KLHK Nunu Anugrah. Namun, keduanya tidak merespons baik pesan singkat maupun telepon saat ditanya hal yang sama.
Sebelumnya, Greenpeace menjadi salah satu ornop di Indonesia yang keras mengkritik pidato Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam COP26 di Glasgow. Mereka menyebut klaim keberhasilan Jokowi terkait deforestasi adalah omong kosong.
Selain Jokowi, Greenpeace juga mengkritik KLHK dengan nada serupa. Greenpeace beranggapan klaim KLHK terkait deforestasi berkebalikan dengan data-data yang ada.
Namun, KLHK mengklaim data deforestasi dan reforestasi milik pemerintah punya dasar ilmiah yang kuat dengan tingkat akurasi mencapai 90-95 persen. Sistem pemantauan hutan milik pemerintah menggunakan citra satelit yang terjamin kredibilitasnya.
Dengan klaim itu, lantas Ruandha pun menantang Greenpeace untuk menyandingkan data dan hasil analisis terkait deforestasi dan karhutla di Indonesia. Tak lama, Greenpeace pun menerima tantangan itu.
(yla/kid)
Dirjen KLHK Respons Jadwal Debat dengan Greenpeace: Masih di Glasgow - CNN Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment