KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit menganggur di bank atau fasilitas kredit yang belum digunakan debitur masih besar meskipun kredit masih mengalami kontraksi. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit perbankan hingga April 2021 kontraksi 2,28% secara year on year (YoY).
Sementara kredit menganggur atau biasa disebut undisbursed loan per Maret 2021 mencapai Rp 1.669,7 triliun. Jumlah tersebut memang turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu namun sangat tipis yakni 0,1%. Sedangkan dibanding akhir 2020 masih terjadi peningkatan 1,6%.
Masih besarnya fasilitas kredit yang sudah diteken namun belum dieksekusi menunjukkan debitur masih hati-hati dalam melakukan ekspansi bisnis di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir hingga kini.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya mencatatkan undisbursed loan per Maret 2021 mencapai sebesar Rp 237 triliun. Executive Vice President Divisi Sekretariat dan Komunikasi Perusahaan BCA Hera F Haryn mengatakan, sudah ada beberapa sektor yang mencatatkan pencairan fasilitas kredit dengan baik diantaranya pengangkutan, perdagangan, dan komunikasi. Namun, dia dia tidak merinci apakah posisi kredit menganggur BCA tersebut turun atau justru meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Jaga stabilitas pasar keuangan domestik, ini penjelasan gubernur BI
BCA melihat bahwa permintaan kredit masih belum menggeliat saat ini. "Kami mencermati permintaan kredit di perbankan masih dalam proses pemulihan sejalan dengan adanya pandemi COVID-19 yang membatasi mobilitas dan mempengaruhi iklim bisnis," kata Hera pada Kontan.co.id, Senin (31/5).
Pada umum pelaku industri saat ini, menurut pengamatan BCA, masih mencermati upaya vaksinasi yang dilakukan pemerintah dan tren perkembangan pandemi. Meski begitu, kata Hera, BCA masih berharap pertumbuhan kredit tahun ini bisa tumbuh di kisaran 4%-6% ditopang kondisi likuiditas yang memadai dan harapan akan pemulihan ekonomi ke depan.
Berdasarkan laporan keuangan BCA kuartal I 2021, fasilitas kredit yang belum digunakan dalam bentuk committed mencapai Rp 183,06 triliun. Tercatat ada penurunan sebesar 1,3% dari Rp 185,5 triliun pada Desember 2020.
Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan bahwa penyaluran kredit sudah semakin bergerak positif dimana hingga April sudah tumbuh 2% YoY. Mucharom Sekretaris Perusahaan BNI mengatakan, perbaikan kinerja kredit BNI didorong oleh meningkatnya penyaluran kredit pada segmen kecil, konsumer, dan segmen korporasi.
Hanya saja, dia tidak merinci berapa posisi kredit menganggur BNI hingga saat ini. Hingga April 2021, BNI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 36,76 triliun atau meningkat sebesar 42,3% secara YoY. Pada segmen konsumer peningkatan penyaluran didorong oleh payroll Loan yang meningkat sebesar 17,8% (YoY). Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh di atas 8 persen yoy.
"Kami melihat pertumbuhan kredit terjadi lantaran masih meningkatnya sisi permintaan (demand) seiring dengan pemulihan perekonomian nasional. Dan kami harapkan akan terus positif di bulan berikutnya," kata Mucharom.
Dari bank daerah, ada Bank Sumut yang mencatatkan kenaikan kredit menganggur. Per April 2021, undisbursed loan bank ini mencapai Rp 201 miliar atau meningkat 6% dari Rp 189,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Walaupun meningkat, ada sektor yang sudah mencatatkan pencairan fasilitas kredit cukup baik di bank ini. "Fasilitas kredit yang sudah mulai melakukan pencairan cukup baik saat ini meliputi sektor perdagangan besar dan eceran, konstruksi serta jasa jasa sosial kemasyarakatan, hiburan dan budaya," kata Syahdan Siregar Sekretaris Perusahaan Bank Sumut.
Kredit menganggur di bank masih besar - Kontan
Read More
No comments:
Post a Comment