Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia masih bergerak di situ-situ saja dalam beberapa hari terakhir, alhasil harga emas Antam juga tidak banyak naik ataupun turun.
Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. hanya turun Rp 1.000/gram pada hari ini.
Melansir data dari logammulia.com, emas batangan ukuran/satuan 1 gram dijual Rp 932.000/batang turun 0,11% dibandingkan harga kemarin. Sejak Selasa (22/6/2021) pekan lalu, harga emas ini hanya bergerak di kisaran Rp 930.000 sampai 934.000/batang.
PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan hari ini juga turun 0,11% di Rp 87.412.000/batang atau Rp 874.120/gram.
Emas Batangan | Harga per Batang | Harga per Gram |
0,5 Gram | Rp 516.000 | Rp 1.032.000 |
1 Gram | Rp 932.000 | Rp 932.000 |
2 Gram | Rp 1.804.000 | Rp 902.000 |
3 Gram | Rp 2.681.000 | Rp 893.667 |
5 Gram | Rp 4.435.000 | Rp 887.000 |
10 Gram | Rp 8.815.000 | Rp 881.500 |
25 Gram | Rp 21.912.000 | Rp 876.480 |
50 Gram | Rp 43.745.000 | Rp 874.900 |
100 Gram | Rp 87.412.000 | Rp 874.120 |
250 Gram | Rp 218.265.000 | Rp 873.060 |
500 Gram | Rp 436.320.000 | Rp 872.640 |
1000 Gram | Rp 872.600.000 | Rp 872.600 |
Harga emas dunia pada perdagangan Senin kemarin melemah tipis 0,12% ke US$ 1.778,17/troy ons. Tetapi jika melihat sejak Selasa lalu, logam mulia ini hanya naik turun di kisaran US$ 1.770 hingga 1.794/troy ons, atau sekitar US$ 24 saja.
Hal tersebut tentunya berbeda jauh dari pertengahan Juni yang jeblok lebih dari 7% atau US$ 134 hanya dalam tempo 6 hari.
Harga emas dunia yang bergerak di situ-situ saja dalam beberapa hari terakhir menjadi indikasi pelaku pasar sedang menanti petunjuk lebih lanjut mengenai kondisi ekonomi AS. Maklum saja, hal itu terkait dengan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) serta kenaikan suku bunga.
Pada pekan lalu, inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) di AS kembali meroket. Inflasi PCE merupakan salah satu acuan The bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan waktu tapering ataupun suku bunga.
Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (25/6/2021) melaporkan inflasi inti PCE di bulan Mei tumbuh 3,4% year-on-year (YoY). Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun 1992.
Perekonomian yang mulai membaik, bahkan lebih cepat dari prediksi The Fed, serta low base effect, membuat inflasi meroket. The Fed sendiri sudah merubah proyeksi kenaikan suku bunganya, dari yang sebelum akan menaikkan di 2024, menjadi ke 2023, bahkan tidak menutup kemungkinan di tahun depan.
Sementara untuk tapering masih menjadi tanda tanya kapan akan dilakukan.
Selain data inflasi PCE, data tenaga kerja juga menjadi acuan The Fed. Data tersebut akan dirilis Jumat pekan ini, sehingga wajar emas masih bergerak dalam rentang sempit. Pergerakan besar baru akan terjadi setelah rilis data tenaga kerja Jumat malam, dan akan berdampak pada emas Antam di hari Sabtu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap)
Investment Harga Emas Dunia Masih Anteng, Emas Antam Apa Kabar? - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment