KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jepang berencana memperpanjang keadaan darurat di Tokyo dan daerah lain sekitar tiga minggu hingga 20 Juni. Hal ini dikatakan seorang menteri pada hari Jumat, karena pandemi COVID-19 tidak menunjukkan tanda-tanda mereda kurang dari dua bulan sebelum Olimpiade Musim Panas dibuka.
Keadaan darurat di ibu kota dan delapan prefektur lainnya telah dijadwalkan berakhir pada 31 Mei, tetapi ketegangan pada sistem medis tetap parah. Jepang telah melihat rekor jumlah pasien COVID-19 dalam kondisi kritis dalam beberapa hari terakhir, meskipun jumlah infeksi baru telah melambat.
"Di Osaka dan Tokyo, arus orang mulai meningkat, dan ada kekhawatiran bahwa infeksi akan meningkat," Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura, yang juga memimpin penanggulangan virus corona negara itu, mengatakan pada awal pertemuan dengan para ahli.
Baca Juga: Jepang setujui lebih banyak vaksin Covid-19, perluas keadaan darurat
Kekhawatiran tentang varian virus corona baru dan dorongan vaksinasi yang lambat telah mendorong panggilan mendesak dari dokter, bisnis, dan ratusan ribu warga untuk membatalkan Olimpiade, yang akan dimulai pada 23 Juli.
Pejabat Jepang, penyelenggara Olimpiade dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan Olimpiade akan tetap berjalan di bawah langkah-langkah pencegahan virus yang ketat, terlepas dari apakah kota tuan rumah, Tokyo, dalam keadaan darurat pada saat itu.
Jika disetujui oleh para ahli panel pemerintah, Perdana Menteri Yoshihide Suga diharapkan secara resmi mengumumkan perpanjangan waktu tersebut pada hari Jumat.
Jepang telah mencatat sekitar 727.000 infeksi virus corona dan 12.597 kematian sejauh ini. Sekitar 6% dari populasinya telah divaksinasi, menurut data Reuters, yang terendah di antara negara-negara besar dan kaya di dunia.
Kasus Covid-19 masih tinggi, Jepang berencana memperpanjang keadaan darurat di Tokyo - Kontan
Read More
No comments:
Post a Comment