BANDUNG, iNews.id - Sekitar 80.000 tenaga kerja di Jawa Barat sampai saat ini masih dalam kondisi dirumahkan atau belum bekerja secara maksimal. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menjamin kelangsungan hidup para pekerja yang terdampak Covid-19.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat, Rahcmat Taufik Garsadi, mengatakan, sampai saat ini masih ada sekitar 80.000 buruh yang dirumahkan. Hal itu karena belum seluruhnya perusahaan recovery akibat pandemi Covid-19.
"Sekitar 100.000-an perusahaan dan pelaku usaha di Jawa Barat masih terdampak. Selain itu, sekitar 20.000 tenaga kerja juga kena PHK, belum lagi sektor informal lainnya," kata Rachmat pada Peringatan Hari Buruh yang digelar BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jawa Barat, Minggu (2/5/2021).
Menurut dia, para buruh yang dirumahkan perlu mendapat perhatian, karena penghasilan mereka secara otomatis terpotong. Salah satu sektor yang diperkirakan banyak merumahkan karyawannya adalah hotel dan restoran. Walaupun, saat ini kondisinya mulai membaik.
"Karyawan hotel dan restoran dulu paling banyak dirumahkan, karena kondisi sepi. Tapi sekarang sudah membaik, banyak warga Jakarta yang mulai menginap dan makan ke Badung. Sektor manufaktur dan ekspor juga sudah mulai membaik," katanya.
Dia pun mengapresiasi langkah BPJS Ketenagakerjaan menggelar peringatan May Day dengan menyalurkan bantuan kepada para pekerja terdampak. Total ada 3.655 paket sembako yang diberikan BPJS TK kepada perwakilan organisasi buruh se Jawa Barat.
Editor : Asep Supiandi
Dampak Pandemi, 80.000 Buruh di Jabar Masih Dirumahkan dan Belum Bekerja Maksimal - iNews
Read More
No comments:
Post a Comment