Rechercher dans ce blog

Sunday, June 5, 2022

Saham Tambang & Energi Diramal Masih Moncer, Intip Katalisnya - Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja saham di sektor komoditas tambang dan energi diyakini masih moncer sepanjang tahun 2022.

Performa saham pada sektor ini tercermin dari indeks IDX Energy yang melampaui indeks harga saham gabungan (IHSG). Secara year-to-date, kinerja IDX Energy tumbuh 54,4 persen sedangkan IHSG naik 9,14 persen.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama mengatakan emiten komoditas tambang dan energi cenderung mencatatkan hasil keuangan yang positif pada kuartal I/2022. Hal tersebut seiring dengan tren kenaikan harga komoditas yang masih berlanjut dari tahun lalu.

Sentimen tersebut turut ditopang oleh disrupsi pasokan global akibat beberapa hal, utamanya adalah konflik geopolitik Rusia – Ukraina. Terhambatnya pasokan komoditas energi membuat harga-harga ikut menguat.

“Surplus neraca dagang Indonesia juga menjadi katalis positif untuk emiten-emiten di sektor ini,” katanya saat dihubungi, Minggu (5/6/2022).

Adapun, ke depannya, prospek saham-saham di sektor ini akan bergantung pada konflik Rusia – Ukraina. Menurutnya, apabila Rusia dan Ukraina menyetujui kesepakatan gencatan senjata, hal ini akan memicu normalisasi pasokan komoditas global yang sempat tersendat.

Sentimen tersebut akan berdampak pada menurunnya harga komoditas dan dapat memicu penurunan kinerja keuangan emiten. Prospek emiten sektor komoditas dan energi juga akan bergantung pada upaya pemerintah dalam memaksimalkan hilirisasi komoditas yang dimiliki.

Nafan menuturkan upaya hilirisasi yang optimal dapat memberikan nilai tambah (value added) berupa produk yang dapat diekspor dibandingkan komoditas mentah yang masih menjadi andalan Indonesia.  

Secara terpisah, Associate Director, Chief of Research PT Fokus Finansial Janson Nasrial menyebutkan tren bullish harga komoditas masih akan berlanjut sepanjang tahun ini. Sentimen tersebut yang akan menopang kinerja emiten-emiten di sektor terkait.

Janson memaparkan, tren bullish ini dipicu oleh rendahnya nilai investasi atau underinvestment pada bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak mentah, dan minyak serpih (shale oil). Hal ini membuat produksi komoditas tersebut menjadi tersendat.

“Produksi yang terhambat juga diperparah dengan gangguan pasokan selama pandemi virus corona. Sehingga, harga – harga komoditas juga ikut naik,” ujarnya.

Lebih lanjut, hal ini menyebabkan terjadinya krisis energi pada beberapa wilayah di dunia. Ia mengatakan, tiga wilayah dengan konsumsi energi terbesar di dunia saat ini, yakni Uni Eropa, India, dan China tengah mengalami krisis akibat minimnya pasokan.

Seiring dengan sentimen tersebut Janson merekomendasikan beberapa saham dari sektor batu bara dan pertambangan logam, yakni ADRO, UNTR, MDKA, dan INCO.

Sementara itu, Nafan menilai saham – saham komoditas dan energi saat ini sudah cenderung overweight. Meski demikian, menurutnya masih ada beberapa saham yang layak dicermati mengingat potensi upside yang cukup baik.

“Secara garis besar, saham-saham di sektor ini sudah overweight sebaiknya investor mencermati yang memiliki fundamental bagus dan likuid seperti ADRO, ITMG, PTBA, dan INCO,” pungkasnya.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Konten Premium Masuk / Daftar

Adblock test (Why?)


Saham Tambang & Energi Diramal Masih Moncer, Intip Katalisnya - Bisnis.com
Read More

No comments:

Post a Comment

Problema Rangkap Dilema! Andis DOS Setuju Nitro Cuman Dikelas FFA, yang Lain Gimana Nih ? - Otoinfo.id

Otoinfo- Pada musim balap dragbike 2023, Pro dan Kontra penggunaan bahan bakar ‘Nitro’ begitu santer dibicarakan. Beberapa mekanik ju...