Jakarta, CNBC Indonesia - Emas masih betah bergerak dalam tren pelemahan. Pada perdagangan Rabu (22/6/2022) pukul 06:35 WIB, harga emas di pasar internasional ada di posisi US$ 1.830,18 per troy ons. Harga emas melemah 0,13%.
Pelemahan emas ini memperpanjang catatan negatif pada perdagangan empat hari terakhir. Pada perdagangan kemarin, emas juga ditutup melemah 0,31% ke posisi US$ 1.832, 56 per troy ons. Dalam sebulan sang logam mulia sudah merosot 1,2%.
Standard Chartered mengatakan harga emas terjebak di antara ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed serta lonjakan inflasi. Kenaikan suku bunga akan menjatuhkan harga emas. Sebaliknya, jika inflasi bertahan tinggi maka resesi dikhawatirkan akan semakin mendekat.
"Pergerakan emas terjebak di antara ekspektasi kenaikan suku bunga acuan yang tajam dan lonjakan inflasi. Jika kebijakan moneter gagal mendinginkan aktivitas ekonomi dan menurunkan inflasi maka inflasi akan tetap tinggi," tutur Standard Chartered, kepada Reuters.
Phillip Streible, Analis dari Blue Line Futures, mengatakan disebabkan oleh meningkatnya yield surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS). Penguatan yield surat utang pemerintah AS membuat emas tidak menarik karena logam mulia tidak menawarkan imbal hasil. Pada pagi hari ini, yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun menguat ke posisi 3,28%, menguat 0,06%.
"Yield bergerak naik dan ada rebound di pasar saham, kondisi ini memberi tekanan kepada emas. Namun, dolar AS melemah sehingga sedikit mendukung pergerakan emas," tutur Streible, seperti dikutip Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Harga Emas Naik Sih, Tapi Tipiiisss...
(mae/mae)
Harga Emas Masih Saja Turun... - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment