Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas nyaris tidak bergerak hari ini. Pada perdagangan Jumat (20/5/2022) pukul 06:20 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.841,72 per troy ons. Harga emas melemah sangat tipis 0,0001%.
Padahal, pada perdagangan Kamis (19/5/2022), harga emas melesat 1,4% dan ditutup di level US$ 1.841,72 per troy ons. Level tersebut adalah yang tertinggi sejak 9 Mei lalu atau 10 hari terakhir.
Dalam sepekan, harga emas masih menguat 1,7% secara point to point. Namun, dalam sebulan, harga emas melemah 5,7% sementara dalam setahun longsor 2,1%.
Melemahnya emas terjadi di tengah banyak faktor yang seharusnya mendorong pergerakan sang logam mulia.
Dolar Amerika Serikat (AS) melemah dan yield surat utang pemerintah AS juga menurun. Data klaim pengangguran di AS juga bernada negatif. Semua faktor tersebut seharusnya membawa emas lebih berkilau.
Pada perdagangan Kamis (19/5/2022), dolar indeks melemah 0,9% ke level 102,87 yang merupakan level terendah sejak 4 Mei 2022. Yield surat utang AS juga melemah 1,6% ke level 2,83% yang merupakan level terendah sejak 28 April 2022 lalu.
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim awal tunjangan pengangguran mencapai 218.000 untuk pekan yang berakhir pada 14 Mei. Jumlah tersebut naik 21.000 dan menjadi yang tertinggi sejak Januari tahun ini.
Pelemahan dolar AS seharusnya membuat harga emas terdongkrak karena emas menjadi lebih murah bagi investor. Klaim data yang memburuk juga seharusnya bisa menopang kinerja emas karena bisa menjadi pertanda ekonomi memburuk.
Emas biasanya menjadi pilihan saat ekonomi memburuk. Sementara itu, yield berpengaruh ke emas karena kenaikan yield membuat emas menjadi tidak menarik mengingat emas tidak menawarkan imbal hasil.
"Dolar AS melemah dan yield juga menurun. Ini adalah kabar baik bagi pergerakan emas," tutur Edward Moya, analis dari OANDA seperti dikutip Reuters.
David Meger, dari High Ridge Futures, mengatakan pelemahan emas kemungkinan disebabkan masih besarnya ekspektasi pasar mengenai kenaikan suku bunga acuan the Fed.
"Pertanyaan pasar sekarang adalah apakah kebijakan The Fed cukup mampu menekan inflasi. Kenaikan suku bunga akan sangat berdampak besar kepada pergerakan emas," tuturnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Makin Ditinggalkan Pembeli, Emas Tidak Kinclong Lagi
(mae/vap)
Sudah Dibantu Banyak Cara, Harga Emas Masih Mager - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment