Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu dominan berada di zona merah dalam lima hari perdagangan berturut-turut. Secara akumulasi, IHSG merosot 8,73% ke level 6.597,99 dari sebelumnya di posisi 7.228,91.
Akan tetapi, IHSG pada perdagangan pertama pekan ini, Selasa (17/5), sudah kembali ditutup di zona hijau dengan kenaikan 0,70% ke level 6.644,46. Investor asing juga mulai mencatatkan net buy dengan nilai Rp 169,6 miliar di seluruh pasar.
Di tengah tren bearish IHSG, Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, jumlah perusahaan di pipeline pencatatan masih sebanyak 38 perusahaan, tidak berubah dibandingkan data per 10 Mei 2022. Perusahaan-perusahaan tersebut masih dalam proses initial public offering (IPO) alias on schedule.
"Kami berharap seluruh perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham dapat segera mencatatkan sahamnya di bursa," kata Nyoman, Selasa (17/5).
Baca Juga: Nilai Emisi IPO Capai Rp 18,3 Triliun, Simak Prospek IPO di Sisa Tahun 2022
Nyoman menyebut, perusahaan yang telah merencanakan IPO dan telah menyampaikan dokumen pernyataan pendaftaran maupun permohonan pencatatan tentunya telah merencanakan rencana tersebut dengan matang. BEI berharap, perusahaan yang berencana IPO dapat merealisasikannya sesuai rencana.
Kalaupun ada calon emiten yang melakukan penundaan IPO, hal tersebut dapat disebabkan berbagai faktor, baik faktor internal perusahaan maupun faktor eksternal perusahaan. Faktor eksternal perusahaan diantaranya adalah kondisi pasar modal yang kurang kondusif, perubahan peraturan, dan lain-lain.
Sementara itu, faktor internal perusahaan misalnya perusahaan memperoleh investor strategis yang dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan, restrukturisasi grup perusahaan. "Dalam hal kondisi ekonomi maupun pasar modal sudah relatif kondusif, kami memperkirakan perusahaan-perusahaan tersebut dapat menyampaikan kembali permohonan pencatatan kepada BEI," ucap Nyoman.
Baca Juga: IHSG Naik Setelah Melemah 5 Hari, Asing Mencatat Net Buy
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menilai, tren bearish IHSG pekan lalu belum menjadi halangan berarti sampai mendorong calon emiten menunda pencatatannya. Apalagi, penundaan juga dapat disebabkan oleh kondisi internal perusahaan dan/atau pertimbangan lainnya.
Meskipun begitu, ia memprediksi bahwa potensi volatilitas di pasar saham dapat berlangsung hingga akhir tahun. Hal ini seiring dengan adanya sentimen-sentimen negatif, terutama dari eksternal.
Pertama, kecenderungan pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral Amerika Serikat dan bank sentral Eropa yang diperkirakan berlangsung sampai akhir tahun nanti. "Kedua, belum terlihat adanya indikasi ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina dapat mereda dalam waktu dekat," tutur Valdy.
Baca Juga: Keren! Jumlah Investor Pasar Modal Sudah Menyentuh 8,62 Juta per April 2022
Analis MNC Herditya Wicaksana juga melihat, kondisi global yang kurang mendukung tersebut kemungkinan akan berlangsung cukup lama. Pasalnya, belum ada titik terang dari konflik Rusia-Ukraina.
Di tengah kondisi seperti ini dan mencermati pergerakan dari beberapa indeks yang ada, Herditya menilai, saham yang menarik untuk dicermati adalah dari sektor IDX Consumer Non-Cyclicals. Menurut dia, sektor tersebut mulai bergerak naik dan dapat menjadi penyeimbang pada pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.
Masih Ada 38 Calon Emiten Mengantre IPO - Investasi Kontan
Read More
No comments:
Post a Comment