Rechercher dans ce blog

Thursday, March 17, 2022

Ukraina Masih Panas, Wall Street Dibuka Merah - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka merah pada perdagangan Kamis (9/3/2022), menyusul kabar buruk dari Ukraina di tengah kenaikan suku bunga acuan di Negara Adidaya tersebut.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 2% pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 30 menit membaik menjadi hanya 65,1 poin (-0,19%) ke 33.998. S&P 500 turun 9,74 poin (-0,22%) ke 4.348,12 dan Nasdaq drop 69,86 poin (-0,52%) ke 13.366,69.

Saham sektor transportasi berguguran seperti United Airlines, Delta Airlines dan JetBlue yang anjlok lebih dari 3% diikuti saham Royal Caribbean Cruise Lines %. Adapun saham Marriott dan Expedia tertekan lebih dari 1%.


Kremlin memberikan pernyataan yang menegaskan bahwa perdamaian antara Rusia dan Ukraina belum menunjukkan titik terang, sebagaimana dikabarkan Bloomberg. Dua hari lalu, bursa global meriah menyambut kabar indikasi kemajuan pembicaraan kedua pihak yang bertikai tersebut.

"Reli 2 hari di S&P 500 telah mendongkak indeks sebesar 4,4%, menunjukkan betapa cepatnya pasar bisa berbalik jika persepsi investor atas risiko geopolitik berubah," tutur Kepala Investasi UBS Global Wealth Management Mark Haefele, seperti dikutip CNBC International.

Dari AS, bank sentral (Federal Reserve/The Fed) telah resmi menaikkan suku bunga acuannya untuk pertama kali sejak 2018 dan mengindikasikan adanya enam kali lagi kenaikan di tahun ini, yang memacu reli di saham.

The Fed menaikkan proyeksi suku bunga acuan yang signifikan dan proyeksi inflasi di 2022. Investor tampaknya menganggap perubahan agresif itu sebagai bukti bahwa The Fed menganggap serius kenaikan harga.

Indeks Volatilitas Chicago Board Options Exchange (CBOE) VIX yang dikenal dengan nama 'indeks kecemasan' (fear gauge) menunjukkan adanya gelagat aksi jual yang besar, setidaknya dalam waktu dekat.

"Ketika indeks VIX berada di atas 35, saya tidak peduli seburuk apa pengetatan kebijakan atau seburuk apa geopolitik yang terlihat, seharusnya The Fed bertindak bullish, tidak bearish sehingga pasar mengalami jenuh jual," tutur CEO DoubleLine Capital Jeffrey Gundlach,.

Namun, kabar positif datang dari Departemen Tenaga Kerja yang melaporkan angka tunjangan pengangguran pekan lalu yang sebanyak 214.000 klaim, atau lebih baik dari estimasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 220.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(ags/ags)

Adblock test (Why?)


Ukraina Masih Panas, Wall Street Dibuka Merah - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Problema Rangkap Dilema! Andis DOS Setuju Nitro Cuman Dikelas FFA, yang Lain Gimana Nih ? - Otoinfo.id

Otoinfo- Pada musim balap dragbike 2023, Pro dan Kontra penggunaan bahan bakar ‘Nitro’ begitu santer dibicarakan. Beberapa mekanik ju...