Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak volatil pada perdagangan kemarin, Senin (21/3/2022). Fluktuasi harga saham-saham Tanah Air terjadi seiring dengan dana asing yang keluar dari pasar ekuitas domestik.
Meski berakhir stagnan di level 6.955,18, IHSG terpantau cukup volatil di mana investor asing mencatatkan net sell senilai Rp 568 miliar di seluruh pasar.
Sebagai rincian, asing net sell senilai Rp 383 miliar di pasar reguler dan ada outflow sebesar Rp 185 miliar di pasar negosiasi dan tunai.
Beberapa saham yang paling banyak dilepas asing antara lain :
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), net sell Rp 191 miliar.
2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), net sell Rp 134 miliar.
3. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), net sell Rp 69 miliar.
4. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), net sell Rp 48 miliar.
5. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), net sell Rp 39 miliar.
Kendati bank sentral AS memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan Maret 2022 pekan lalu, pasar saham Indonesia tercatat masih kebanjiran inflow.
Data perdagangan mencatat dalam sepekan terakhir, asing net buy Rp 5,57 triliun di seluruh pasar. Outflow juga terjadi baru pertama kali di pekan ini. Ini mengindikasikan bahwa outflow pada perdagangan kemarin bisa jadi bersifat temporer.
Sentimen kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed seharusnya sudah diantisipasi dengan baik oleh pelaku pasar. Proyeksi ekonomi The Fed yang memperkirakan kenaikan suku bunga acuan akan dinaikkan 6x lagi juga sudah sejalan dengan perkiraan para pelaku pasar.
Selain aspek kebijakan moneter global, pasar juga saat ini masih terus mencermati perkembangan konflik antara Rusia dengan Ukraina.
Negosiasi gencatan senjata terus berlanjut. Namun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan jika negosiasi gagal itu berarti perang dunia III pecah.
"Apabila upaya ini gagal, itu berarti menjadi pertanda Perang Dunia III," kata Zelensky kepada CNN sebagaimana diwartakan CNBC International.
Dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang masih solid didukung dengan stabilitas makroekonomi yang terjaga, seharusnya dampak perang dan kenaikan suku bunga AS dapat diminimalisir.
Aset-aset keuangan domestik juga berpotensi masih akan diminati. Hanya saja, dampak spill over pada aset keuangan global juga akan turut dirasakan di dalam negeri.
Pelaku pasar harus tetap bersiap dengan volatilitas perdagangan yang tinggi dalam waktu dekat jika tensi geopolitik belum mereda dan masih akan tereskalasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(trp/vap)
The Fed Kerek Suku Bunga, Asing Masih Borong Saham RI Gak Ya? - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment