JAKARTA, investor.id – Head of Research PT Yuanta Sekuritas Indonesia, Chandra Pasaribu memprediksi tahun depan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) masih ramai, terutama IPO perusahaan teknologi.
Dia menambahkan, tahun ini merupakan periode yang sibuk di pasar modal Indonesia. Tidak hanya IPO saham, tahun ini pun marak aksi rights issue serta merger dan akuisisi.
Peningkatan frekuensi aksi korporasi di pasar modal dipengaruhi keadaan industri yang sangat dinamis seiring masuknya Indonesia ke era ekonomi 4.0 atau revolusi industri.
“Dinamika perubahan ini dipercepat oleh pandemi, sehingga tatanan dan ekspektasi terhadap outlook bisnis berubah cepat. Itu menyebabkan terjadinya penyesuaian aksi korporasi oleh para pelaku bisnis atau emiten,” ucap dia.
Sejauh ini, menurut Chandra, perusahaan yang sudah mencatatkan sahamnya di BEI menunjukkan pergerakan yang beragam. Misalnya PT Bukalapak Tbk (BUKA) dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) yang melakukan IPO dengan nilai besar, namun harganya langsung anjlok setelah listing perdana.
“Sebaliknya, banyak perusahaan kecil yang harga sahamnya langsung melejit setelah listing,” tegas dia.
Pulihnya Perekonomian
Di sisi lain, Associate Director of Research and Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus memprediksi IPO tahun depan masih didominasi perusahaan teknologi. GoTo bakal mengawali IPO tahun depan dengan nilai jumbo.
Selain kehadiran GoTo, kata dia, antusiasme pendanaan dari pasar modal tahun depan ditopang mulai pulihnya perekonomian. Meski muncul varian baru Covid-19, perekonomian nasional tahun depan bakal menggeliat. Hal itu akan mendorong korporasi untuk mendapatkan pendanaan dari pasar modal lewat IPO.
Menurut Nico, kehadiran emiten baru ini bisa membawa optimism baru bagi pergerakan IHSG yang mendorong peningkatan investasi, baik secara nilai maupun jumlah investor.
“Tahun depan kami melihat IHSG berada di level 7.380 dengan harapan Covid-19 bisa dikendalikan sepenuhnya,” tandas dia kepada Investor Daily di Jakarta, Minggu (28/11).
Berdasarkan data BEI, penggalangan dana di pasar modal lewat IPO saham, rights issue, serta emisi obligasi korporasi dan sukuk korporasi tahun ini juga telah memecahkan rekor tertinggi.
Hingga akhir Oktober 2021, penggalangan dana (fundraising) dari pasar modal domestik mencapai Rp 274,3 trilun, meliputi rights issue Rp 160 triliun, emisi onligasi/sukuk korporasi Rp 83,1 triliun, dan selebihnya berasal dari IPO saham.
Pada 2019, kendati jumlah perusahaan IPO memecahkan rekor, nilainya relatif kecil, yakni Rp 14,70 triliun. Pada 2019, nilai rights issue mencapai Rp 29,2 triliun, sedangkan emisi obligasi/ sukuk korporasi sebesar Rp 123 triliun, sehingga totalnya mencapai Rp 166,9 triliun.
Adapun pada 2020, total penggalangan dana dari pasar modal mencapai Rp 118,8 triliun, terdiri atas IPO saham Rp 6,07 triliun, rights issue Rp 20,3 triliun, dan emisi obligasi/sukuk korporasi Rp 92,4 triliun. (az)
Baca lengkap di epaper Investor Daily
https://subscribe.investor.id/
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
IPO Diprediksi Masih Ramai Tahun Depan - Investor Daily
Read More
No comments:
Post a Comment