Rechercher dans ce blog

Friday, October 29, 2021

Sempat Koreksi, Masih Ada Bau-bau 'Cuan' di Saham Bukalapak? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham teknologi belakangan mulai 'dibuang', seiring dengan peningkatan harga komoditas dan kembalinya investor pada saham big cap alias saham dengan kapitalisasi pasar jumbo di atas Rp 100 triliun.

Beberapa saham teknologi pun menjadi sorotan karena terkoreksi cukup dalam, salah satunya emiten e-commerce, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dalam sebulan terakhir secara kumulatif terkoreksi 19,19% di Rp 695/saham, pada perdagangan sesi I, Jumat ini (29/10).

Analis Teknikal PT BCA Sekuritas Achmad Yaki Tamani mengatakan saham-saham teknologi memiliki prospek jangka menengah dan panjang, meski saat ini terlihat 'dibuang' investor dan beberapa terkoreksi cukup dalam.


Untuk saham BUKA contohnya, dia melihat masih ada potensi upside meski kini berada di bawah harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

BUKA listing di BEI pada 6 Agustus lalu di harga Rp 850/saham dengan raihan dana terbesar di BEI, Rp 22 triliun.

Achmad memproyeksikan saham BUKA bisa kembali naik di level Rp 800-850/saham, dan ini menjadi saat yang tepat untuk mengkoleksi atau cicil beli.

"Di Bukalapak ada salah satu peraturan yakni locked up period sampai 6 April 2022 ini harusnya menjadi menarik. Saya melihat menarik ketika saham BUKA jatuh di bawah Rp 700. ini saatnya kita cicil beli, kalau kita kita mau main long term atau mid term," kata Achmad dalam InvesTime CNBC Indonesia belum lama ini.

Dia menambahkan saham BUKA di awal IPO menarik minat pasar yang cukup tinggi, terutama sebagai unicorn pertama yang melantai di bursa. Meski saat ini harga terkoreksi, menurutnya tidak mewakili nasib saham perusahaan teknologi yang nantinya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Belum tentu (menjadi cerminan), karena kita melihat valuasi BUKA saat IPO cukup tinggi," kata dia.

"BUKA menjadi unicorn pertama di BEI, maka animo pasar terlalu besar. Jarang di harga saham startup di posisi bid terlalu tinggi, jadi memang ketika ini dilihat dari awal antusias masyarakat cukup tinggi jadi harganya over. Sehingga akhirnya terlihat over value, tapi menurut saya saham BUKA masih menarik dikoleksi dengan harga di bawah 700," tambahnya.

Jelang akhir tahun pun investor kembali ke saham big cap dan yang berhubungan dengan komoditas seiring kenaikan harga. Akibatnya investor pun terlihat 'banting setir' memborong saham-saham komoditas.

Dia mengatakan saham teknologi masih menarik dan yang terjadi saat ini adalah bagian dari siklus pasar.

"Sebenarnya tidak dibuang sama sekali, tapi lebih beralih ke sektornya saja sih. Dalam satu bulan terakhir pelaku pasar lebih kembali ke saham big cap dan emiten lama. Lebih pada selera dari pasar sendiri dan kembali ke saham lama yang menjadi penggerak IHSG, dan saham related dengan batu bara," kata Achmad.


[Gambas:Video CNBC]

(rah/rah)

Adblock test (Why?)


Sempat Koreksi, Masih Ada Bau-bau 'Cuan' di Saham Bukalapak? - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Problema Rangkap Dilema! Andis DOS Setuju Nitro Cuman Dikelas FFA, yang Lain Gimana Nih ? - Otoinfo.id

Otoinfo- Pada musim balap dragbike 2023, Pro dan Kontra penggunaan bahan bakar ‘Nitro’ begitu santer dibicarakan. Beberapa mekanik ju...