Lebih dari 50 ribu warga Inggris terinfeksi COVID-19. Angka ini merupakan rekor tertinggi dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir.
Disebutkan, lonjakan kasus ini disebabkan oleh varian Delta Plus AY.4.2. Amukan Corona di negara ini memicu kekhawatiran terlebih Inggris menjadi salah satu negara yang cakupan vaksinasinya sudah termasuk tinggi.
Melihat fenomena tersebut, pemerintah kembali mengingatkan masyarakat untuk terus waspada dan mempertahankan disiplin protokol kesehatan seiring dengan program vaksinasi yang terus digencarkan.
"Lonjakan kasus baik di Inggris maupun Rusia adalah bukti nyata pandemi belum usai," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam keterangan yang diterima detikcom, Jumat (22/10/2021).
Sementara itu, Epidemiolog dan Peneliti Senior Kamaluddin Latief menyatakan bahwa lonjakan kasus yang terjadi di Inggris harus menjadi pembelajaran penting untuk masyarakat Indonesia agar selalu waspada dan tidak boleh lengah.
Ia memaparkan momentum jeda seperti yang sekarang dialami Indonesia, adalah kesempatan baik bagi kita untuk mempelajari, mengevaluasi, mempertahankan apa yang sudah baik dari penanganan COVID-19 di Tanah Air.
Kamal menjelaskan terdapat beberapa kemungkinan penyebab terjadinya lonjakan kasus di Inggris, mulai dari pelonggaran protokol kesehatan, pembukaan perbatasan, hingga kemungkinan penurunan kekebalan vaksin. Mutasi varian baru juga bisa menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus.
"Pandemi ini adalah sebuah perang yang panjang. Selain itu, COVID-19 memang sesuatu yang baru, sehingga setiap negara masih harus belajar dan berupaya menemukan strategi paling tepat untuk mengendalikannya, sesuai dengan kondisi masing-masing," tutup Kamal.
Simak Video "Varian Baru Corona Muncul, Warga Diharapkan Tetap Terapkan 3M"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/up)
Corona Ngamuk di Inggris, Bukti Pandemi Masih Jauh dari Selesai? - detikHealth
Read More
No comments:
Post a Comment