Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas mata uang kripto (cryptocurrency) berkapitalisasi pasar terbesar kembali melemah pada perdagangan Kamis (28/10/2021) pagi waktu Indonesia, di mana bitcoin ambles hingga ke bawah kisaran level US$ 60.000 pada hari ini.
Berdasarkan data dari CoinMetrics pukul 09:20 WIB, keenam kripto berkapitalisasi pasar terbesar terpantau kembali diperdagangkan di zona merah pada hari ini.
Bitcoin merosot 2,97% ke level harga US$ 58.801,82/koin atau setara dengan Rp 832.045.753/koin (asumsi kurs hari ini Rp 14.150/US$), ethereum ambles 4,32% ke level US$ 3.982,65/koin (Rp 56.354.498/koin).
Berikutnya XRP (ripple) anjlok 10,33% ke US$ 1/koin (Rp 14.150/koin), cardano ambrol 9,76% ke US$ 1,93/koin (Rp 27.310/koin), polkadot ambruk 8,94% ke US$ 40,59/koin (Rp 574.349/koin), dan dogecoin tergelincir 7,73% ke US$ 0,238/koin (Rp 3.368/koin).
|
Bitcoin sempat ambles lebih dari 5% pada perdagangan dini hari tadi sekitar pukul 02:00 WIB. Kini, bitcoin kembali diperdagangkan di bawah level psikologisnya di US$ 60.000, atau lebih tepatnya di kisaran US$ 58.000 pada pagi hari ini.
Koreksi bitcoin berlanjut karena para pemegang jangka panjang mengambil sebagian dari keuntungan mereka, setelah harga bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masanya pada pekan lalu.
Koreksinya bitcoin mungkin tidak terlalu mengejutkan bagi beberapa investor, di mana mereka mengharapkan adanya masa rehat setelah bitcoin mencetak reli karena antusiasme investor terkait peluncuran equity trade fund (ETF) bitcoin berjangka (futures) pertama dari ProShares pekan lalu.
"Koreksi ini akan terjadi, dan ada lebih banyak permintaan di hari-hari awal sebelum ETF yang merupakan kabar baik, tetapi kita akan melihat apa yang terjadi ketika ETF VanEck mulai diperdagangkan dan apa yang terjadi selama beberapa hari ke depan." kata Noelle Acheson, head of market insights di Genesis, dikutip dari CNBC International.
Namun beberapa analis juga mengatakan bahwa pengaruh ETF terhadap bitcoin hanyalah sebagai ajang spekulasi belaka.
"Begitu investor menyadari bahwa ETF berjangka ini tidak menciptakan permintaan baru untuk bitcoin dan hanya taruhan sampingan pada apresiasi harga jangka pendek, kita mungkin melihat erosi harga yang signifikan," kata Charlie Silver, founder Blockforce Capital, perusahaan perdagangan multi-strategi kripto, dilansir dari CoinDesk.
Di tengah masih berlangsungnya koreksi kripto big cap, koin digital 'receh' yang digadang-gadang menjadi saingan dogecoin, yakni shiba inu (SHIB) kembali bergeliat pada pagi hari ini.
Berdasarkan data dari CoinMetrics, harga koin digital berlogo anjing shiba inu tersebut terpantau meroket hingga 69,5% ke level US$ 0,0000832/koin pada sekitar pukul 09:20 WIB. Bahkan pada perdagangan Rabu kemarin, shiba inu sempat meroket hingga 111%.
Shiba inu kini berada di peringkat nomor 11 di antara cryptocurrency teratas berdasarkan nilai pasarnya, menurut CoinMarketCap.
Shiba inu, yang dijuluki sebagai "pembunuh dogecoin" oleh para pendukungnya, berada di belakang dogecoin, yang menempati peringkat nomor 10.
Meskipun shiba inu terbilang sangat murah untuk dibeli, namun para ahli mengatakan investor harus melakukan penelitian terlebih dahulu sebelum berinvestasi di kripto tersebut.
"Sebelum berinvestasi dalam mata uang kripto apa pun, penting untuk memahami apa yang Anda investasikan dan potensi risikonya, bukan karena sekedar ikuti tren saja," kata Douglas Boneparth, presiden Bone Fide Wealth, dilansir dari CNBC International.
Shiba inu merupakan kripto berjenis altcoin, kripto yang dianggap sebagai alternatif dari bitcoin. Cryptocurrency bisa menjadi investasi yang sangat fluktuatif dan spekulatif secara umum, tetapi para ahli mengatakan altcoin bisa lebih dari itu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(chd/chd)
Bitcoin cs 'Kebakaran', tapi Harga Shiba Inu Masih Meroket - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment