Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Paud Dikdasmen) Kemendikbudristek Jumeri mengatakan, berdasarkan data tahun 2020 ada 2.961.060 jiwa yang buta aksara .
Baca juga: Kolaborasi Siswa Madrasah-SMA Menangi Olimpiade Kebumian Internasional di Russia
Jumeri menjelaskan, jika dipersentasekan maka ada 1,71% penduduk Indonesia yang buta aksara. Namun dia menilai persentase ini sudah menurun dibandingkan data tahun 2019 yang persentasenya mencapai 1.78%.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah ini mengatakan, pemerintah perlu memberikan perhatian khusus kepada daerah-daerah yang angka persentase buta hurufnya diatas rata-rata persentase nasional.
Jumeri merinci, persentase buta huruf yang masih diatas rata-rata itu diantaranya di Papua saat ini 22,03%, disusul Nusa Tenggara Barat 7.52%, Sulawesi Barat 4,46%, Nusa Tenggara Timur 4,2%, Sulawesi Selatan 4,11%, Kalimantan Barat 3,54% dan Jawa Timur 3,21%.
Baca juga: Beasiswa Pertukaran Pelajar Antarkan Siswi Madrasah Ini ke Amerika
"Jadi masih ada 7 provinsi ini yang masih butuh perjuangan keras untuk melawan buta aksara," tutur Jumeri.
Jumeri menuturkan, kelompok umur 44 sampai dengan 59 tahun memiliki persentase buta aksara lebih tinggi dibandingkan kelompok umur lainnya. Dimana persentase buta aksara perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Yakni persentase laki-laki yang buta huruf 2,7% dan perempuan di angka 5,6%.
Miris, Hampir 3 Juta Penduduk Indonesia Masih Buta Aksara - SINDOnews.com
Read More
No comments:
Post a Comment