Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lampung mengungkapkan beberapa alasan yang menjadi kendala Provinsi Lampung untuk melakukan ekpor kopi dalam bentuk bentuk bubuk atau olahan. Pasalnya selama ini ekspor kopi Lampung masih didominasi dalam bentuk biji.
Wakil Ketua Bidang UMKM Kadin Lampung, Romi Junanto mengatakan, terdapat beberapa negara tujuan ekspor kopi Lampung seperti Jepang dan Eropa yang lebih menginginkan ekspor dalam bentuk biji ketimbang dalam bentuk bubuk.
"Pihak importir atau negara-negara konsumen lebih suka mencampur sendiri daripada membeli kopi bubuk olahan dari Indonesia termasuk Lampung. Dalam hal ini menyangkut taste yang tidak sama dengan taste kopi bubuk buatan Indonesia," kata dia saat dimintai keterangan, Kamis (30/9/2021).
Ia melanjutkan, para eksportir dari Indonesia juga lebih menyukai ekspor dalam bentuk biji karena langsung mendapat bayaran secara langsung daripada mensuplai produsen kopi dalam negeri yang kadang kala pembayarannya setelah barang dikirim dan dibebankan pajak pertambahan nilai (PPN).
"Tapi memang alasan utama adalah kebiasaan mix kopi masyarakat Jepang dan Eropa berbeda dengan orang Indonesia. Seperti yang kita ketahui kopi Indonesia ada yang dicampur beras atau jagung, tidak sama dengan mix kebiasaan di Jepang dan Eropa," katanya lagi.
Ia juga mengatakan jika para pelaku UMKM terlebih yang bergerak di sektor makanan hasil olahan kopi mengalami kendala dalam menembus pasar ekspor lantaran masih minimnya pelatihan yang diberikan oleh dinas terkait.
"Pelaku UMKM ini belum pernah di edukasi oleh pemerintah sebenarnya seperti apa mix yang disukai market Jepang dan Eropa. Kemudian syarat ekspor dan food grade makanan siap konsumsi pasar Jepang dan Eropa sangat ketat dan Sulit ditembus," kata dia.
Karenanya, untuk terus meningkatkan indeks konsumsi kopi di Provinsi Lampung maka pemerintah daerah diminta untuk tidak terus memaksimalkan dan tidak melupakan pasar lokal.
"Masyarakat kita sangat gemar minum kopi, saat ini harus digalakkan minum kopi bubuk asli buatan UMKM, dan mengurangi konsumsi kopi sachet buatan pabrik yang kurang keaslian nya karena sudah banyak campuran seperti pengawet dan perisa," kata dia.
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, ekspor biji kopi asal Lampung pada tahun 2020 lalu mencapai 237.816 ribu ton dengan nilai mencapai Rp5,46 triliun. Ekspor tersebut masih didominasi dalam bentuk biji. (*)
Ekspor Kopi Bubuk Masih Sulit, Ini Penjelasan Kadin Lampung - Kupastuntas.co
Read More
No comments:
Post a Comment