Rechercher dans ce blog

Monday, August 2, 2021

Duit Rp2 Triliun Akidi Tio Masih Jadi Misteri - CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia --

Sumbangan untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp2 triliun yang diberikan oleh keluarga Akidi Tio kini menuai polemik. Mulanya mendapat pujian publik, namun kini malah berlanjut ke proses hukum.

Jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumatera Selatan menjemput anak bungsu Akidi Tio, Heriyanti pada Senin (2/8). Tak hanya Heriyanti, Hardi Darmawan selaku dokter pribadi keluarga Akidi Tio, juga turut hadir di Polda Sumsel.

Setelahnya, keluar pernyataan yang disampaikan oleh Direktur Intelkam Polda Sumsel Komisaris Besar Ratno Kuncoro. Ratno menyebut Heriyanti telah ditetapkan sebagai tersangka kasus sumbangan Rp2 triliun. Sebab, sumbangan tersebut bermasalah.


"Sekarang tersangka masih diperiksa, statusnya saat ini sudah tersangka karena kita sudah mengumpulkan alat bukti yang cukup," ujar Ratno, Senin (2/8).

Bahkan, Ratno juga menyampaikan dalam kasus ini Heriyanti dikenakan pasal penghinaan negara dan penyiaran berita tidak pasti.

"Akan kita kenakan UU nomor 1 tahun 1946, pasal 15 dan 16. Ancaman (pidana) di atas 10 tahun karena telah membuat kegaduhan," ujarnya.

Namun, masih di hari yang sama, kepolisian membantah soal status tersangka Heriyanti. Pernyataan ini dikeluarkan oleh Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi.

"Statusnya masih dalam proses pemeriksaan. Belum tersangka, yang menetapkan tersangka Direskrimum yang punya kewenangan dalam proses penyidikan," ujar Supriadi saat konferensi pers di depan gedung Ditreskrimum Polda Sumsel, Senin (2/8).

Supriadi menegaskan bahwa penyidik Ditreskrimum masih melakukan proses pemeriksaan terkait sumbangan sebesar Rp2 triliun ini.

Supriadi mengatakan pemeriksaan terhadap Heriyanti dan Hardi dilakukan lantaran uang triliunan Rupiah itu tak kunjung cair hingga waktu yang dijanjikan.

Uang itu, kata Supriadi, diberikan dalam bentuk bilyet giro yang dikatakannya jatuh tempo pada hari ini, Senin (2/8). Namun saat hendak dicairkan, tidak ada uang dalam bilyet giro tersebut.

"Setelah hari ini yang bersangkutan ke Bank Mandiri sampai pukul 14.00 WIB belum ada juga uangnya, makanya kita undang ke Polda. Dana tidak bisa dicairkan. Bilyet giro itu jatuh tempo tapi nunggu uang masuk. Masih kita telusuri dari mana dananya ini. Ada atau tidaknya uang ini pun masih kita selidiki," tuturnya.

Supriadi menjelaskan bahwa pemberian bantuan berawal dari komunikasi antara Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Eko Indra Heri dengan Hardi, selaku dokter pribadi keluarga Akidi Tio, Hardi pada Juni lalu.

Dalam komunikasi itu, Hardi menyampaikan mendapat amanah untuk menjadi perantara dalam pemberian bantuan dari Akidi Tio kepada masyarakat untuk penanganan Covid-19 di Sumsel melalui Eko.

Setelahnya, Eko memutuskan untuk melakukan penyerahan simbolis dilakukan pada 26 Juni dengan disaksikan oleh instansi lain seperti Gubernur Sumsel, unsur TNI, tokoh agama dan masyarakat, serta instansi terkait lain agar transparan.

"Beliau tidak memandang siapa yang memberi. Sudah banyak yang memberikan bantuan melalui Polda Sumsel seperti beras dan oksigen untuk disalurkan kepada yang membutuhkan," ucap Supriadi.

(dis/bmw)

[Gambas:Video CNN]

Adblock test (Why?)


Duit Rp2 Triliun Akidi Tio Masih Jadi Misteri - CNN Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Problema Rangkap Dilema! Andis DOS Setuju Nitro Cuman Dikelas FFA, yang Lain Gimana Nih ? - Otoinfo.id

Otoinfo- Pada musim balap dragbike 2023, Pro dan Kontra penggunaan bahan bakar ‘Nitro’ begitu santer dibicarakan. Beberapa mekanik ju...