Rechercher dans ce blog

Thursday, July 1, 2021

Kinerja SBN di Semester I-2021 Masih Menarik Market - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi pemerintah Indonesia pada semester I tahun 2021 terbilang cukup apik, walaupun secara pergerakan imbal hasilnya (yield), obligasi pemerintah RI atau surat berharga negara (SBN) mengalami penurunan selama semester I-2021.

Dari pergerakan yield-nya pada semester I tahun ini, SBN bertenor 10 tahun yang merupakan obligasi acuan pemerintah naik sebesar 53,3 basis poin (bp) ke level 6,63% pada Rabu, 30 Juni 2021, dari sebelumnya pada 30 Desember 2020 di level 6,097%.

Yield SBN cenderung mengikuti pergerakan yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS), Treasury yang juga menguat di atas 50 basis poin pada semester I tahun 2021. Yield Treasury berjatuh tempo 10 tahun naik sebesar 54,2 bp ke level 1,468 per 30 Juni 2021, dari sebelumnya pada 30 Desember 2020 di level 0,926%.


Sementara dari posisi kepemilikan SBN oleh investor asing, berdasarkan data dari DJPPR Kementarian Keuangan per 29 Juni 2021, kepemilikan asing tercatat sebesar Rp 977.41 triliun atau setara dengan 22,82% dari total kepemilikan SBN.

Kepemilikan asing cenderung meningkat dibanding akhir Desember 2020 yang sebesar Rp 973,91 triliun atau setara dengan 25,16% dari total kepemilikan. Artinya ada aliran dana asing yang masuk ke pasar obligasi pada semester I-2021 yang mencapai Rp 3,5 triliun.

Baik SBN maupun US Treasury, keduanya merupakan kelas aset yang sama, di mana pergerakan harga maupun yield-nya memiliki korelasi yang positif, sehingga naiknya yield di AS akan berakibat pada kenaikan yield di Indonesia.

Dari pasar perdana atau pelelangan SBN, pada awal tahun 2021, hasil lelang SBN baik surat utang negara (SUN) maupun surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara sempat tak mencapai target indikatifnya dan penawaran yang masuk juga sempat menurun.

Bahkan pada awal tahun 2021, proses lelang SUN atau SBSN berulang kali dilakukan pelelangan tambahan atau green shoe option.

Namun setelah target indikatif dikurangi, jumlah yang dimenangkan pemerintah dan jumlah penawaran yang masuk perlahan-lahan mulai membaik. Membaiknya demand investor dan jumlah yang dimenangkan oleh pemerintah mulai terjadi pada periode April 2021.

Menjelang akhir semester I tahun 2021, lelang SUN mulai kembali turun jika dilihat dari segi demand investor dan jumlah yang dimenangkan oleh pemerintah. Namun di pelelangan SBSN terakhir pada Selasa (29/6/2021) lalu, demand investor masih cukup tinggi.

Demand investor yang masih cukup tinggi di pasar lelang SBSN dikarenakan saat ini investor cenderung memburu obligasi syariah berbasis penghijauan atau dapat disebut green sukuk.

Namun secara umum, pulihnya demand investor juga didorong oleh peringkat obligasi dari lembaga pemeringkat internasional, S&P 500.

S&P 500 mengafirmasi bahwa peringkat obligasi sovereign Indonesia berada di peringkat BBB dengan outlook negatif.

Tak hanya S&P 500, Fitch Ratings juga mengafirmasi bahwa peringkat Sovereign Credit Rating Republik Indonesia berada di peringkat "BBB" (investment grade) dengan outlook stabil pada 19 Maret 2021.

Afirmasi peringkat ini didukung oleh prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang membaik dan beban utang pemerintah yang relatif rendah.

Selain itu, pada semester I tahun ini, perekonomian AS sudah mulai pulih, di mana dari data ekonomi yang dirilis pada semester I-2021 menunjukkan tanda-tanda pemulihan, salah satunya yakni inflasi AS yang mulai meninggi.

Apalagi, dari tanda-tanda pemulihan tersebut membuat pelaku pasar berekspektasi bahwa inflasi AS yang mulai meninggi menandakan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mulai bersikap hawkish.

Inflasi yang sudah mulai meninggi dan data ekonomi AS yang juga mulai pulih karena proses vaksinasi virus corona (Covid-19) yang sangat masif, di mana saat ini, warga dewasa di AS yang sudah divaksinasi hampir mencapai 60%.

Namun kini, investor yakin bahwa inflasi sekarang tak membahayakan ekonomi karena bersifat sesaat dan mereka memburu saham dengan ekspektasi bahwa pemulihan ekonomi terus berlangsung dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mempertahankan kebijakan moneter longgar.


[Gambas:Video CNBC]

(chd/chd)

Adblock test (Why?)


Kinerja SBN di Semester I-2021 Masih Menarik Market - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Problema Rangkap Dilema! Andis DOS Setuju Nitro Cuman Dikelas FFA, yang Lain Gimana Nih ? - Otoinfo.id

Otoinfo- Pada musim balap dragbike 2023, Pro dan Kontra penggunaan bahan bakar ‘Nitro’ begitu santer dibicarakan. Beberapa mekanik ju...