Jakarta, CNBC Indonesia - Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Toto Pranoto menilai langkah perbaikan kinerja yang dilakukan oleh PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) saat ini sudah terbilang tepat. Namun sayangnya kondisi pergerakan manusia akibat pandemi yang masih rendah menjadikan upaya tersebut masih belum maksimal.
Toto menyebut efisiensi biaya hingga diversifikasi bisnis menjadi upaya yang paling utama untuk dijalankan di tengah masih rendahnya pendapatan penumpang perusahaan.
"Tapi menurut saya sekarang masih sulit di mana pergerakan mobilitas manusia dan sangat terbatas mungkin akan terus mendera kepada situasi keuangan Garuda," kata Toto dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Jumat (4/6/2021).
Upaya efisiensi biaya yang dilakukan perusahaan ini mulai dari melakukan renegosiasi biaya pesawat dengan lessor menjadi salah satu upaya strategis untuk dilakukan, di samping juga mengurangi jumlah pesawat yang dioperasikan.
Namun dia menilai langkah-langkah tersebut juga masih belum cukup. Sebab dalam kondisi pandemi ini, Garuda Indonesia bukan satu-satunya perusahaan yang terkena dampak negatif.
Toto menyebut, secara global terjadi penurunan kinerja dari maskapai penerbangan hingga 90%. Bahkan menurut asosiasi airlines kerugian maskapai penerbangan dunia mencapai lebih dari Rp 100 triliun di tahun lalu.
"Sehingga opsi-opsi lain yang dikerjakan oleh banyak membantu national flag carrier begitu kepada bagaimana supaya kemudian injeksi dana dari pemerintah bisa dilakukan," jelasnya.
Garuda Indonesia saat ini memang telah menerima platform pembiayaan dari pemerintah, berupa injeksi dana melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)/SMI senilai Rp 8,5 triliun. Namun hingga saat ini perusahaan baru menerima Rp 1 triliun dari dana tersebut.
Lebih lanjut, dia menyebut upaya yang ditawarkan oleh komisaris perusahaan untuk sementara tidak menerima gaji. Menurut Toto, meski ini tidak terlalu berdampak pada keuangan perusahaan, namun ini menunjukkan semangat untuk efisiensi biaya yang dilakukan oleh perusahaan.
"Secara absolut gambarannya tidak terlalu signifikan tapi sekiranya semangatnya lagi gitu ya jadi top level management Garuda juga punya, tapi juga seluruh korban dan situasi sulit ini kemudian mereka 1 akan menunda pembayaran gaji kedua juga mungkin jumlah komisaris akan dikurangi lah," jelasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps)
Mobilitas Masih Terbatas, Begini Dampaknya ke Kinerja Garuda - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment