Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten properti yang didirikan keluarga Trihatma Kusuma Haliman, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 289,79 miliar pada kuartal I-2021, menurun 35% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 yakni rugi bersih Rp 448,57 miliar.
Mengacu laporan keuangan APLN per kuartal I-2021 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), APLN mencatatkan penurunan pendapatan yang sangat signifikan.
Pendapatan APLN tercatat mencapai Rp 485,44 miliar, ambruk 63% dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,32 triliun.
Adapun beban pokok penjualan dan beban langsung berhasil ditekan menjadi Rp 299,84 miliar dari sebelumnya Rp 772,99 miliar.
Perseroan bahkan masih bisa mencetak laba kotor Rp 185,60 miliar dari sebelumnya Rp 548,58 miliar.
Hanya saja penurunan pendapatan ditambah dengan beban perusahaan, beserta rugi kurs membuat APLN masih mencetak rugi bersih. Hingga Maret lalu, rugi kurs APLN tercatat mencapai Rp 163,69 miliar kendati berhasil dipangkas dari sebelumnya rugi kurs hingga Rp 1,05 triliun.
Kontribusi penjualan terbesar APLN di Q1 yakni dari pendapatan dari sewa yakni mencapai Rp 177,38 miliar dari sebelumnya Rp 237,84 miliar dan berikutnya penjualan apartemen mencapai Rp 118,55 miliar, meski turun dari Rp 902,19 miliar.
Foto: APLN Q1-2021
APLN Q1-2021 |
Manajemen APLN, dalam keterangan di laporan keuangan menyatakan pemerintah Indonesia memang mengambil kebijakan pembatasan sosial, wilayah dan aktivitas dalam rangka mencegah penyebaran dari pandemi Covid-19.
"Pembatasan ini mengakibatkan perlambatan aktivitas ekonomi global serta mempengaruhi permintaan barang dan jasa. Namun demikian, operasi kami di tahun 2021 menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang ditandai dengan meningkatnya pemanfaatan kapasitas produksi," tulis manajemen APLN, dikutip Rabu (30/6).
Perseroan, tulis manajemen, senantiasa memantau berbagai upaya pengendalian terhadap pandemi (seperti perkembangan jumlah kasus dan program pemberian vaksin), situasi global, serta aturan dan stimulus ekonomi yang diterbitkan oleh pemerintah guna memperkirakan dampak yang mungkin timbul terhadap kondisi keuangan, likuiditas, operasi, pelanggan dan tenaga kerja perusahaan.
Manajemen juga telah mempersiapkan sejumlah langkah mitigasi dan manajemen risiko yang diperlukan.
Namun demikian seberapa besar dan luas dampak dari pandemi tersebut terhadap kondisi keuangan, likuiditas dan hasil operasi masa depan perusahaan sulit untuk ditentukan.
"Hasil dari operasi, posisi keuangan, dan likuiditas perusahaan, setidaknya untuk tahun 2021, akan dipengaruhi oleh sejauh mana perkembangan pandemi Covid-19 tersebut," tulis manajemen APLN.
Tahun lalu, APLN membukukan kinerja yang kurang menggembirakan dengan rugi bersih Rp 136,79 miliar. Jumlah ini lebih dalam alias bengkak 1.479% ketimbang rugi bersih tahun sebelumnya yang sebesar Rp 8,66 miliar.
Kendati kembali merugi, penjualan dan pendapatan usaha emiten yang melantai di bursa pada 2010 lalu ini naik 30,69% ke posisi Rp 4,96 triliun per akhir tahun lalu, dari Rp 3,79 triliun pada 2019.
Terkait dengan harga saham APLN pada perdagangan sesi II Rabu sore ini, terpantau sahamnya ditutup stagnan di Rp 136/saham dengan nilai transaksi Rp 1,31 miliar. Kapitalisasi pasar saham emiten pengelola Senayan City ini mencapai Rp 3 triliun dengan koreksi saham sepekan 10%.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
Masih Tertekan! Rugi Agung Podomoro Q1 Capai Rp 290 M CNBC Indonesia • 2 menit yang lalu - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment