Rechercher dans ce blog

Saturday, June 26, 2021

Masih Sering Hujan, PSTA LAPAN: Musim Kemarau Tahun Ini Berpotensi Basah - Kompas.com - KOMPAS.com

KOMPAS.com - Meski 56 persen wilayah Indonesia memasuki musim kemarau, tetapi justru masih sering terjadi hujan dan cuaca cenderung relatif dingin.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menegaskan bahwa kondisi musim kemarau tahun 2021 ini cenderung berpotensi kembali basah.

Hal ini disampaikan oleh eneliti di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) LAPAN, Erma Yulihastin dalam akun resmi Instagram @lapan_ri.

Berdasarkan pantauan PSTA-LAPAN, menjelang penghujung bulan Juni 2021 ini hujan memang masih sering terjadi. Padahal, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan bahwa wilayah Indonesia secara bertahap sudah mulai musim kemarau pada akhir Mei 2021.

Berikut penyebab musim kemarau di Indonesia kali ini masih sering terjadi hujan dan disebut kemarau basah:

Baca juga: 4 Penyebab Wilayah Indonesia Masih Hujan Meski Sudah Masuk Musim Kemarau

Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email

1. Dinamika laut atmosfer

Dijelaskan Erma, hujan yang masih sering terjadi di wilayah barat Indonesia (Jawa dan Sumatra) sejak awal bulan Juni terjadi karena pengaruh dinamika laut-atmosfer yang terjadi di Samudra Hindia.

Dinamika ini ditunjukkan dari pembentukan pusat tekanan rendah berupa pusaran angin yang dinamakan dengan vorteks di selatan ekuator dekat pesisir barat Sumatera dan Jawa.

2. Pembentukan vorteks

Pembentukan vorteks di Samudra Hindia yang sangat intensif sejak awal Juni ini diprediksi bertahan sepanjang periode musim kemarau.

Akibatnya, berpotensi menimbulkan anomali musim kemarau yang cenderung basah sepanjang bulan Juli-Oktober pada tahun ini, yang ditandai dengan masih akan sering terjadi hujan.

Baca juga: Indonesia Masuk Musim Kemarau, Waspada Sebagian Daerah Masih Hujan dan Cuaca Ekstrem

Ilustrasi hujan lebat, cuaca ekstrem akibat dampak siklon tropis Seroja. Badai Seroja masih berpotensi memengaruhi cuaca di Indonesia, dari hujan lebat hingga gelombang tinggi.SHUTTERSTOCK/CHOKCHAI POOMICHAIYA Ilustrasi hujan lebat, cuaca ekstrem akibat dampak siklon tropis Seroja. Badai Seroja masih berpotensi memengaruhi cuaca di Indonesia, dari hujan lebat hingga gelombang tinggi.

3. Pembentukan Dipole Mode negatif

Selain pengaruh dinamika atmosfer dan pembentukan vorteks, curah hujan yang masih sering terjadi di musim kemarau kali ini juga diperkuat dengan prediksi pembentukan Dipole Mode negatif di Samudra Hindia yang berpotensi menimbulkan fase basah di barat Indonesia.

Dipole Mode ini ditandai dengan penghangatan suhu permukaan laut di Samudra Hindia dekat Sumatra, sedangkan sebaliknya di wilayah dekat Afrika mengalami pendinginan suhu permukaan laut.

Ketiga pengaruh di atas, kata Erma, mengakibatkan pemusatan aktivitas awan dan hujan terjadi di Samudra Hindia barat Sumatera sehingga berdampak pada pembentukan hujan yang berkepanjangan selama musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.

4. Penghangatan suhu muka laut

Faktor pengaruh musim kemarau basah berikutnya adalah penghangatan suhu muka laut.

Baca juga: Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Yogyakarta hingga Kalimantan Tengah

Penghangatan suhu permukaan laut di Samudra Hindia barat Sumatera ini juga merupakan bagian dari feedback response terhadap kondisi di Samudra Pasifik yang saat ini mengalami La Nina namun semakin melemah dan cenderung menuju kondisi netral.

Meskipun demikian, Diple Mode negatif ini diprediksi hanya berlangsung secara singkat, yaitu dua bulan (Juli-Agustus) sehingga belum memenuhi kriteria Dipole Mode yang secara ilmiah harus terjadi minimal 3 bulan berturut-turut.

"Meskipun demikian, eksistensi vorteks dan penghangatan suhu permukaan laut di perairan lokal Indonesia diprediksi akan terus berlangsung hingga Oktober," kata Erma.

Gabungan vorteks dan anomali suhu permukaan laut lokal ini merupakan faktor pembangkit yang menyebabkan anomali musim kemarau cenderung basah pada tahun ini terutama di  wilayah Indonesia bagian selatan dan timur laut.

Seperti wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi, dan Halmahera.

Baca juga: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 3 Hari ke Depan, Aceh hingga Papua Barat

Adblock test (Why?)


Masih Sering Hujan, PSTA LAPAN: Musim Kemarau Tahun Ini Berpotensi Basah - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More

No comments:

Post a Comment

Problema Rangkap Dilema! Andis DOS Setuju Nitro Cuman Dikelas FFA, yang Lain Gimana Nih ? - Otoinfo.id

Otoinfo- Pada musim balap dragbike 2023, Pro dan Kontra penggunaan bahan bakar ‘Nitro’ begitu santer dibicarakan. Beberapa mekanik ju...