Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia masih berada di jurang resesi setelah pemerintah mengumumkan perekonomian masih tumbuh negatif. Pertumbuhan perekonomian Indonesia dalam tiga bulan pertama tahun ini masih -0,74% secara year-on-year (yoy) dan terkontraksi 0,96% secara kuartalan (qoq).
CEO Kanaka Hita Solvera Wijen Pontus menilai, pertumbuhan ekonomi yang masih minus sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya. Sehingga, dampaknya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cukup minor.
Wijen bilang, IHSG masih bisa terkoreksi, tetapi relatif terbatas. Hal ini karena posisi IHSG sudah berada di akhir downtrend secara Elliott Wave. Dia melihat, secara elliott wave, justru IHSG berpeluang besar untuk rebound ke level 6.180-6.200 di Mei ini.
Baca Juga: Selain kontraksi ekonomi, simak sejumlah sentimen bagi IHSG tahun ini
Secara sektoral, Wijen menilai sektor pertambangan dan agrikultur seperti kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) masih akan menarik di Mei ini. Apalagi, saat ini harga komoditas masih berada di fase uptrend. “Saya melihat tren ini masih akan berlanjut,” terang Wijen, Rabu (5/5).
Secara elliott wave, saham-saham siklikal berbasis komoditas yang menarik adalah PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) dengan target harga Rp 400, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan target Rp 1.450 dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) dengan target Rp 1.100.
Adapula saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan target harga Rp 2.700, serta saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan target Rp 1.350. Selain sektor agrikultur dan tambang, sektor infrastruktur dan trade (perdagangan) juga masih menarik untuk dicermati.
Kanaka Hita Solvera sendiri memproyeksikan IHSG akan berada di kisaran 6.300 hingga akhir tahun ini.
Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.
Saham berbasis komoditas bisa jadi pilihan saat ekonomi domestik masih resesi - Investasi Kontan
Read More
No comments:
Post a Comment