JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, porsi penyaluran kredit kepada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah masih rendah. Padahal, UMKM menjadi sektor usaha terbesar di Indonesia, dengan jumlah mencapai sekitar 54,6 juta usaha.
"Tetapi terjadi kontraproduktif ketika melihat data credit lending," katanya dalam gelaran Rapat Kerja Komisi VI DPR RI, Senin (31/5/2021).
Menurut data yang dia miliki, dari total kredit sekitar Rp 6.000 triliun, hanya Rp 1.127 triliun yang disalurkan untuk segmen UMKM.
Baca juga: Ini Strategi Pemerintah Jadikan Produk UMKM Kuasai Pasar Dalam Negeri
"Tidak lebih dari 19 persen (total penyaluran kredit)," ujarnya.
Oleh karenanya, Bahlil ingin mengetahui penyebab rendahnya porsi kredit UMKM. Setelah ditelusuri, diketahui ternyata penyebab utama rendahnya penyaluran kredit UMKM ialah masih banyaknya yang beregerak di sektor informal.
"Banyak UMKM kita yang informal," kata Bahlil.
Terima kasih telah membaca Kompas.com.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Untuk mengatasi hal tersebut, Bahlil akan mendorong pelaku UMKM mendapatkan Nomor Induk Berusaha, melalui sistem Online Single Submission (OSS). Dengan demikian, pelaku UMKM dapat mengajukan kredit ke perbankan.
Baca juga: Indeks Kepercayaan UMKM kepada Pemerintah Meningkat, Ini Faktor Pendorongnya
"Ini program yang akan masif kita lakukan pasca pemberlakuan UU Cipta Kerja," ucapnya.
Menteri Investasi Beberkan Penyebab Porsi Kredit UMKM Masih Rendah - Kompas.com - Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment