Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) tengah merestrukturisasi fasilitas pendanaan perbankan dan berupaya melakukan penguatan likuiditas.
Pada akhir April 2021 lalu, WSKT telah mendapatkan perpanjangan tenor dari PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) untuk utang senilai sekitar Rp 1,15 triliun.
Analis Samuel Sekuritas Selvi Ocktaviani menilai, proses restrukturisasi ini, didukung dengan dukungan dari pemerintah, seperti jaminan pemerintah untuk pinjaman baru serta pengajuan penyertaan modal negara (PMN) untuk penyelesaian proyek infrastruktus existing. Juga strategi WSKT fokus mengincar kontrak baru dengan skema progres payment, dapat meringankan neraca keuangan emiten konstruksi pelat merah satu ini.
"Meskipun kondisi masih sulit untuk WSKT saat ini, potensi recycling aset mendorong kami mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp 1.400 yang merefleksikan price book value 1,3 kali di 2021," jelas Selvi, Kamis (6/5).
Baca Juga: Diprediksi meraup Rp 2,1 triliun dari divestasi 3 tol, ini rekomendasi Waskita (WSKT)
WSKT lewat Waskita Toll Road akan mendivestasi sembilan ruas tol, tiga diantaranya telah terdivestasi yaitu Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Semarang-Batang dan Cinere-Serpong. Sementara itu, dua ruas lainnya Depok-Antasari dan Cibitung-Cilincing sedang dalam proses negosiasi, dan empat sisanya masih didiskusikan dengan calon investor.
Dengan asumsi rata-rata divestasi pada PBV 1,35x, Selvi memperkirakan, total transaksi divestasi sembilan ruas tersebut mencapai Rp 17 triliun. Dia juga memproyeksikan porsi aset yang didekonsolidasi mencapai Rp 36 triliun dan liabilitas Rp 25,6 triliun dengan asumsi porsi ekuitas 30%.
"Dengan asumsi porsi utang berbunga 70% dari jumlah liabilitas, maka utang berbunga yang dapat dikeluarkan dari neraca berkisar Rp 18 triliun.Penurunan ini dapat membantu meringankan porsi utang WSKT," imbuh dia.
Sementara itu di 2020, WSKT mencetak pendapatan Rp 16,2 triliun atau turun 48,4% akibat utilisasi kontrak yang rendah dan penurunan pendapatan jalan tol imbas pandemi dan kebijakan PSBB. Pada bagian beban, lanjut Selvi, terdapat one-off expense di beban overhead sebesar Rp 3,1 triliun dan beban selisih revaluasi aset tetap Rp 474 miliar dari segmen precast.
Beban yang dibukukan hanya memindahkan posisi dari neraca ke laba rugi, sehingga tidak mempengaruhi posisi cashflow. Selain itu, beban bunga 2020 meningkat menjadi Rp 4,7 triliun atau tumbuh 31% yoy sehingga WSKT membukukan rugi bersih Rp 7,38 triliun.
"Kami proyeksi adanya perbaikan kinerja pada 2021 sekalipun bottom line diproyeksikan masih merugi," kata Selvi.
Di 2021 WSKT diprediksi bisa membukukan pendapatan Rp 20,89 truliun, dengan kerugian bersih Rp 1,06 triliun.
Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.
Masih proses restrukturisasi utang, begini rekomendasi saham Waskita Karya (WSKT) - Investasi Kontan
Read More
No comments:
Post a Comment