Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat (rating agency) Standard % Poor's tidak mengubah peringkat utang Indonesia, masih di BBB. Artinya, Indonesia masih berada di level layak investasi (investment grade).
Mengutip keterangan tertulis S&P, ekonomi Indonesia memang mengalami kontraksi tahun lalu, bahkan hingga ke level terendah sejak 1999. Akan tetapi, Indonesia diperkirakan mampu bangkit pada tahun-tahun mendatang.
"Afirmasi peringkat kami mencerminkan lingkungan institusional Indonesia yang stabil, prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, serta rekam jejak kebijakan fiskal yang berhati-hati (prudent)," demikian sebut keterangan tertulis S&P.
Namun, S&P menurunkan proyeksi atau outlook Indonesia dari stabil menjadi negatif. Apa yang melatarbelakangi keputusan itu?
"Outlook negatif tersebut mencerminkan perkiraan kami bahwa Indonesia akan menghadapi tantangan dari sisi fiskal dan eksternal terkait pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) dalam tempo 24 bulan mendatang," sebut keterangan tertulis S&P.
Satu hal yang digarisbawahi oleh S&P adalah risiko kurs. Tren depresiasi nilai tukar rupiah bisa mendatangkan risiko bagi Indonesia. S&P memperkirakan total Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia bisa mencapai 128% dari transaksi berjalan (current account).
"Defisit fiskal Indonesia tahun ini diperkirakan berada d 4,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB), tertinggi dalam satu dekade terakhir. Masih ada dua tahun lagi defisit anggaran diperkenankan melampaui 3% PDB," lanjut keterangan S&P.
Halaman Selanjutnya --> Fluktuasi Rupiah Bikin Tak Nyaman
S&P Masih Saja Tetapkan Outlook RI Negatif, Kenapa? - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment