Rechercher dans ce blog

Wednesday, April 28, 2021

Pergerakan indeks berbasis lingkungan lesu, saham-sahamnya masih bisa dicermati - Kontan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja indeks berbasis lingkungan, SRI-KEHATI dan IDX ESG Leaders, kurang mengesankan sejauh ini. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks SRI-KEHATI minus 7,30% secara year to date (ytd). Sementara, IDX ESG Leaders melorot lebih dalam hingga 7,66% ytd.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mencermati, pergerakan dua indeks hijau itu terlihat lesu karena terseret saham-saham barang konsumen yang melorot seperti HMSP dan UNVR. Di samping itu William juga melihat, pergerakan indeks diperberat sektor konstruksi yang cenderung menurun.

"Saya kira penyebabnya hanya karena lagi downtrend saja, tidak ada sentimen khusus," ujar William kepada Kontan.co.id, Rabu (28/4).

Oleh karena mayoritas pemberat indeks berasal dari sektor barang konsumen, William berpendapat, perlu sentimen pertumbuhan produk domestik bruto (PDB)  dan inflasi untuk mengerek indeks berbasis lingkungan tadi. Sebab, dua sentimen itu menjadi pertanda kembali meningkatnya daya beli masyarakat.

Baca Juga: Saham-saham ini banyak dijual asing saat IHSG naik 0,25% ke level 5.974 Rabu (28/4)

Sementara itu, Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr mengungkapkan, saham-saham berkapitalisasi pasar besar atau bigcaps yang menjadi pemberat kedua indek hijau itu. Misalnya saja, di IDX ESG Leaders ada UNVR, BBRI, BBCA, ASII, dan SCMA. Sementara di SRI-KEHATI ada BBCAASII, UNTR, dan TLKM.

"Memang akhir-akhir ini tertekan akibat sentimen global dan outflow investor asing," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (28/4).

Kendati telihat lesu sejak awal tahun, Zamzami mengatakan, saham-saham bertemakan environment, social, and good governance (ESG) masih memiliki prospek yang baik.

"Beberapa studi menemukan bahwa ESG dapat meningkatkan keuangan perusahaan dan beberapa investasi berbasis ESG dapat outperform benchmark. Seperti kalau kita tarik jangka panjang ke belakang, indeks SRI-KEHATI sejak didirikan 2009 mampu beat IHSG dan LQ45," imbuhnya.

Ke depan, kedua indeks ini pun masih menarik menjadi acuan dalam menyusun portofolio. Apalagi bagi investor yang memiliki kepedulian terhadap keberlanjutan.

Di tengah pergerakan indeksnya yang lesu, Zamzami melihat beberapa saham masih dapat dijadikan pilihan. Misalnya,  BBCA dengan target harga Rp 37.800 per saham, BBRI dengan target harga Rp 5.100 per saham, BMRI dengan target harga Rp 7.900 per saham.

Lalu saham INDF dengan target harga Rp 8.700 per saham, ASII dengan target harga Rp 6.800 per saham, UNTR dengan target harga Rp 27.800 per saham, dan INTP dengan taregt harga Rp 16.800 per saham

Sementara itu, William melihat  saham-saham seperti BBCA, BBRI, BMRI, TBIG, JSMR, DSNG, dan INDG masih menarik berdasar teknikal karena trennya sudah naik.

Ia pun merekomendasikan buy sahan-saham itu dengan target harga Rp 34.000 per saham untuk BBCA, Rp 4.500- Rp 4.700 per saham untuk BBRI, Rp 7.450 per saham untuk BMRI, Rp 3.000 per saham untuk TBIG, Rp 4.500 - Rp 4.640 per saham untuk JSMR. Lalu,  target harga Rp 700 - Rp 740 per saham untuk DSNG, dan Rp 7.075 - Rp 7.200 per saham untuk INDF.

 

 

Editor: Khomarul Hidayat

Let's block ads! (Why?)


Pergerakan indeks berbasis lingkungan lesu, saham-sahamnya masih bisa dicermati - Kontan
Read More

No comments:

Post a Comment

Problema Rangkap Dilema! Andis DOS Setuju Nitro Cuman Dikelas FFA, yang Lain Gimana Nih ? - Otoinfo.id

Otoinfo- Pada musim balap dragbike 2023, Pro dan Kontra penggunaan bahan bakar ‘Nitro’ begitu santer dibicarakan. Beberapa mekanik ju...