Rechercher dans ce blog

Thursday, April 22, 2021

Kapal selam KRI Nanggala dengan 53 awak terus dicari, keluarga: 'Kami masih syok' - BBC News Indonesia

wisnu, kri nanggala

Sumber gambar, Dok.keluarga

Selagi operasi pencarian digencarkan atas KRI Nanggala 402, keluarga para awak kapal selam tersebut masih menunggu kepastian.

Ratih Wardhani mengaku "menunggu dan berdoa" atas nasib kakaknya, Mayor Laut Wisnu Subiyantoro, yang merupakan satu di antara 53 awak kapal selam tersebut.

Menurut Ratih, kakaknya terakhir berjumpa dengan dua anak dan istrinya di Surabaya sebelum pergi berlayar pada Senin (19/04).

"Kami semua masih syok," sebutnya kepada BBC Indonesia.

Ratih kini berencana bertolak dari rumahnya di Kebumen, Jawa Tengah, ke Surabaya untuk mendampingi kakak iparnya dan kedua keponakannya sekaligus menunggu kepastian nasib Mayor Laut Wisnu Subiyantoro.

Kecelakaan alutsista TNI/Polri sejak 2015

Kapal selam KRI Nanggala-402 milik TNI AL hilang kontak di perairan Bali. Belum diketahui jumlah korban dan titik lokasi kapal.

Foto arsip.  Sejumlah prajurit TNI-AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal.

Pesawat tempur Hawk 209 milik TNI AU jatuh di dekat Kampar, Riau.

Helikopter MI-17 HA5141 milik TNI AD jatuh saat latihan terbang di Kendal, Jawa Tengah. Empat orang anggota TNI AD meninggal dunia.

Empat orang prajurit TNI meninggal dunia.

Helikopter M1-17 milik TNI jatuh di kawasan Oksibil, Papua.

Tank M113 milik TNI AD terperosok ke sungai di Purworejo, Jawa Tengah, saat membawa siswa PAUD dan TK sehingga menyebabkan dua orang meninggal dunia.

Peluru nyasar akibat meriam Giant Bow milik TNI AD yang tidak bisa diarahkan menyebabkan empat orang meninggal.

Prajurit TNI mengusung peti jenazah korban meriam Giant Bow, Kapten TNI Artileri Pertahanan Udara (ARH) Heru Bayu.

Hercules Bell C-130 HS dengan nomor registrasi A-1334 milik TNI AU dari Timika menuju Wamena jatuh menabrak Gunung Pugima, di Jayawijaya, Papua. 12 awak dan satu penumpang meninggal dunia.

Puing hercules C-130 berhasil ditemukan.

Pesawat Skytruck Polri dari Pangkalpinang menuju Batam jatuh di perairan Dabo dan mengakibatkan 13 orang meninggal

Helikopter Bell 412 EP yang membawa logistik dari Tarakan, Kalimantan Utara, jatuh di Pegunungan Malinau dan menewaskan tiga orang anggota TNI AD.

Helikopter Bell 205 A-1 jatuh di Yogyakarta saat mengamankan kunjungan Presiden Jokowi. Tiga orang meninggal.

Helikopter Bell 412 EP jatuh karena cuaca buruk dan tersambar petir saat terbang beroperasi menangkap teroris di Poso, Sulawesi Tengah. 13 orang meninggal termasuk penumpang dan awal pesawat.

Pesawat latihan Super Tucano milik TNI AU jatuh di pemukiman di Malang saat latihan aerobatik. Dua pilot dan dua warga pemukiman meninggal dunia.

Tim SAR membawa sebagian tubuh pesawat Super Tucano.

Pesawat Hercules C-130 yang membawa logistik dari Medan menuju Kepualauan Natuna jatuh. Kecelakaan ini menyebabkan 110 penumpang dan 12 awak pesawat meninggal.

Pesawat TNI AU jatuh saat latihan aerobatik di Langkawi, Malaysia. Tidak ada korban jiwa meski pesawat menghantam kawasan pemukiman.

Sebelum menjadi awak KRI Nanggala, pria kelahiran 24 Agustus 1971 itu merupakan awak KRI Cakra—kapal selam serupa yang juga dibuat di HDW (Howaldtswerke Deutsche Werft) Jerman.

Dia memulai pendidikan Sekolah Calon Bintara TNI AL sekitar 1989, kemudian dilanjutkan ke Sekolah Calon Perwira.

kri nanggala

Sumber gambar, Antara Foto

Operasi pencarian atas KRI Nanggala 402 yang hilang di perairan utara Bali pada Rabu (21/04) terus dilakukan di tengah makin menipisnya persediaan oksigen di kapal selam TNI Angkatan Laut itu.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Yudo Margono, mengungkapkan bahwa KRI Nanggala 402 memiliki persediaan oksigen untuk 72 jam ke depan, atau sekitar tiga hari setelah hilang kontak.

"Jadi bila hilang kontak kemarin jam 3 jadi sampai hari Sabtu jam 3 cadangan oksigen masih ada," kata KSAL dalam jumpa pers bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kepala Kepolisian RI Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Badung, Bali Kamis (22/04).

KSAL mengungkapkan bahwa KRI Nanggala 402 sebelum hilang kontak tengah mengikuti latihan penembakan rudal dan torpedo. Latihan yang digelar TNI AL itu diikuti 21 kapal KRI, 5 pesawat dan 2 kapal selama, termasuk KRI Nanggala 402.

Namun, sejak hilangnya kapal selam dengan 53 awak itu, latihan dihentikan dan kini semuanya terfokus pada pencarian.

Peta lokasi hilangnya kapal selam.

Sebelumnya, dalam jumpa pers Kamis pagi (22/04), Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Achmad Riad, mengatakan sebanyak lima kapal perang dan satu helikopter TNI AL sedang melaksanakan operasi pencarian.

Kelima kapal tersebut meliputi KRI Raden Eddy Martadinata 331, KRI Gusti Ngurah Rai 332, KRI Diponegoro 365, KRI dr. Soeharso 990, KRI Pulau Rimau 724 dan Helly Panther.

KRI Rigel 933 yang merupakan kapal survei hydro oseanografi juga sedang menuju lokasi. Kapal ini memiliki kemampuan deteksi bawah air. Kapal ini juga yang digunakan untuk beberapa operasi SAR yang lalu, seperti saat kejadian jatuhnya pesawat Lion Air di Tanjung Karawang dan Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu.

KRI Rigel, menurut Mayjen TNI Achmad Riad, diperkirakan tiba di lokasi pada Jumat (23/04) pukul 11.00 WITA.

TNI juga telah menerima bantuan dari Singapura dan Malaysia.

Singapura akan mengutus kapal penyelamat kapal selam yang mengalami kendala di bawah air. Kapal Swift Rescue ini diperkirakan tiba di lokasi pada Sabtu (24/04). Adapun Malaysia akan mengirimkan Kapal Rescue Mega Bakti yang diperkirakan tiba Senin (26/04).

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga akan membantu pencarian dengan mengerahkan gabungan BPPT, Basarnas dan P3GL (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan) dengan menggunakan kapal Basarnas.

Tumpahan minyak dari helikopter di seputar tempat hilangnya KRI Nanggala 402.

Sumber gambar, TNI AL

Jejak bahan bakar

Melalui pengamatan udara dari helikopter, pada pukul 07:00 WIB ditemukan tumpahan minyak di sekitar posisi awal kapal menyelam.

Temuan serupa dilaporkan KRI REM 331 pada area seluas 150 m persegi.

Keterangan dari TNI AL menyebutkan analisa sementara menunjukkan, "kemungkinan saat menyelam statis terjadi black out (atau mati listrik) sehingga kapal tidak terkendali dan tidak melakukan prosedur kedaruratan sehingga kapal jatuh pada kedalaman 600-700 meter.

Di seputar area tenggelam menunjukkan "kemungkinan terjadinya tumpahan minyak di sekitar area tenggelam, kemungkinan terjadi kerusakan tangki BBM (retak) karena tekanan air laut atau pemberian sinyal posisi dari KRI NGL-402."

Akan tetapi, berdasarkan keterangan Kapuspen TNI, Mayjen Achmad Riad, temuan tersebut "belum dapat disimpulkan sebagai bahan bakar kapal selam".

Ditambahkannya, KRI REM 331 mendeteksi pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2.5 knots.

"Kontak tersebut kemudian hilang, sehingga masih tidak cukup data untuk mengidentifikasi kontak dimaksud sebagai kapal selam," papar Mayjen Achmad Riad.

Foto file. Awak kapal KRI Nanggala 402. Foto diambil di di Dermaga Kapal Selam Komando Armada II, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/2/2019).

Sumber gambar, Antara

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Julius Widjojono mengungkapkan kepada BBC News Indonesia bahwa pencarian tidak akan berhenti dan akan dilakukan 24 jam. Dia juga mengungkapkan ini baru kali pertama kapal selam TNI AL hilang.

Julius mengatakan pencarian dilakukan di perairan Bali Utara dengan kedalaman sekitar 700 meter.

TNI AL juga telah mengirimkan distres ISMERLO ( International Submarine Escape and Rescue Liaison officer). Keterangan lain menyebutkan terdapat tumpahan minyak di lokasi kontak terakhir.

Ketika ditanya mengapa bisa hilang, Julius mengatakan, "Kapal ini sudah 40 tahun lebih, dengan risiko tekanan yang cukup besar, materialnya cukup bisa lelah."

KRI Nanggala 402 dibuat di HDW (Howaldtswerke Deutsche Werft) Jerman pada 1977 dan mulai digunakan pada 1981, dengan kecepatan jelajah 21,5 knot.

Tercatat KRI Nanggala beberapa kali melaksanakan pemeliharaan dan overhaul di Jerman, PT. Pal dan terakhir di Korea Selatan pada tahun 2007 hingga 2012.

Kapal selam ini hilang kontak ketika tengah latihan penembakan senjata strategi di perairan Selat Bali.

KRI Nanggala 402 tengah melakukan latihan penembakan saat hilang kontak Rabu pagi (21/04).

Sumber gambar, TNI AL

Bagaimana kronologinya?

Dalam jumpa pers pada Kamis (22/04), Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Achmad Riad, mengatakan KRI Nanggala melaksanakan penyelaman pada pukul 03.46 waktu setempat

Kemudian pada pukul 04.00, kapal tersebut melaksanakan penggenangan peluncur torpedo no. 8. Aksi ini, menurut Mayjen Achmad Riad, adalah komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala.

Pada pukul 04.25 saat Komandan Gugus Tugas Latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo, komunikasi dengan Nanggala sudah terputus.

Apa yang dapat menyebabkan kapal selam hilang?

Kecelakaan kapal selam di dunia militer termasuk jarang, kata Muhammad Haripin, pengamat pertahanan LIPI.

Peralatan militer punya standar yang lebih tinggi dibandingkan produk komersial atau produk sipil, katanya.

Haripin mengatakan ada dua faktor penyebab kecelakaan kapal selam.

"Yang pertama, kendala teknis. Mungkin ada kerusakan teknis yang tidak terdeteksi atau yang dibiarkan berlarut-larut. Yang kedua, human error, atau faktor manusia," kata Haripin.

"Bisa jadi, personel kurang latihan atau dihadapkan pada medan atau lapangan yang menantang atau tidak lazim," tambahnya.

Beberapa negara sudah merespons dan siap memberikan bantuan termasuk dari AL Singapura, AL Australia, dan AL India.

Kapal selam ini mengangkut 53 orang, terdiri dari 49 anak buah kapal, satu komandan dan tiga orang pakar persenajtaan.

Panglima TNI Hadi Tjahjanto mengatakan seperti dikutip sejumlah laporan, seluruh kapal pencari dikerahkan untuk melacak KRI Nanggala-402.

Kapal selam KRI Nanggala 402 adalah satu dari lima kapal selam yang dimiliki Indonesia.

Kapal selam ini sempat diperbarui dan dilengkapi lagi selama dua tahun di Korea Selatan dan selesai pada 2012, menurut kantor berita Reuters.

Kecelakaan kapal selam pernah terjadi pada 2017 di Argentina di selatan Samudra Atlantik dengan 44 awak.

Puing-puing kapal ditemukan setahun kemudian dan para pejabat memastikan kapal selam itu pecah karena tekanan.

Let's block ads! (Why?)


Kapal selam KRI Nanggala dengan 53 awak terus dicari, keluarga: 'Kami masih syok' - BBC News Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Problema Rangkap Dilema! Andis DOS Setuju Nitro Cuman Dikelas FFA, yang Lain Gimana Nih ? - Otoinfo.id

Otoinfo- Pada musim balap dragbike 2023, Pro dan Kontra penggunaan bahan bakar ‘Nitro’ begitu santer dibicarakan. Beberapa mekanik ju...